Gubernur Bank Indonesia: Kita Punya Proyek Investasi Akhirat

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pemaparan dalam acara Digital Transformation For Indonesian Economy di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020. TEMPO menggelar acara diskusi bertajuk Digital Transformation For Indonesian Economy dengan tema Finding The New Business Models. TEMPO/M Taufan Rengganis
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pemaparan dalam acara Digital Transformation For Indonesian Economy di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020. TEMPO menggelar acara diskusi bertajuk Digital Transformation For Indonesian Economy dengan tema Finding The New Business Models. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Pery Warjiyo mengatakan BI mempunyai program proyek investasi akhirat. Proyek itu merupakan langkah aktif BI dalam memobilisasi seluruh karyawan dan pejabatnya dalam melaksanakan wakaf produktif.

"Ini tahun ketiga kami terus meluncurkan mobilisasi wakaf produktif yang kami namakan proyek investasi akhirat," kata Perry dalam webinar Nasional Wakaf, Jumat, 7 Mei 2021.

Proyek itu, dilaksanakan sesuai dengan prinsip kerja yang telah dicanangkan Bank Indonesia, yaitu budaya kerja berbasis spiritual keagamaan atau BI Reliji.

Dia mengatakan mobilisasi wakaf produktif melalui proyek investasi akhirat tidak hanya berbentuk wakaf untuk kepentingan pribadatan semata, melainkan ada proyek-proyek infrastruktur.

"Tidak hanya untuk Al-Quran yang bisa kami kumpulkan 980 juta tapi wakaf produktif dalam lima proyek investasi akhirat, baik di bidang peribadatan maupun di sejumlah sektor ekonomi," ujarnya.

Adapun bentuk mobilisasi wakaf yang telah dilakukan menurutnya adalah wakaf untuk pembangunan masjid di Mamuju, Sulawesi Barat yang kala itu telah porak poranda akibat gempa yang terjadi pada awal tahun ini.

Wakaf produktif juga disalurkan terhadap proyek pertanian. Contohnya, kata dia, dana wakaf produktif yang telah dikumpulkan dalam proyek investasi akhirat diarahkan untuk proyek ketahanan pangan terintegrasi berbasis pesantren di daerah Sukabumi.

"Kami juga meluncurkan green wakaf basis pesantren," kata dia.  "Di Bandung yang ingin dilakukan dengan memajukan ekonomi sejumlah masjid, insya allah akan ditargetkan urban farming di sejumlah 1.000 masjid di sekitar wilayah Jawa Barat."

Selain meluncurkan program green wakaf untuk ketahanan pangan berbasis pesantren, BI juga meluncurkan investasi green wakaf berbasiskan masyarakat untuk membangun infrastruktur pertanian masyarakat desa.

BACA: 4 Langkah Bank Indonesia Dorong Wakaf Produktif

HENDARTYO HANGGI