Rumus Imam Al Ghazali, Lailatul Qadar Ramadan 1442 H Terjadi di Dua Malam Ini

Reporter

Santri pondok pesantren Baitul Mustofa mengaji dengan penerangan lampu minyak saat pengajian Tadarus Al Quran dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar di lapangan terbuka Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Senin, 27 Mei 2019. ANTARA
Santri pondok pesantren Baitul Mustofa mengaji dengan penerangan lampu minyak saat pengajian Tadarus Al Quran dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar di lapangan terbuka Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Senin, 27 Mei 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang dinantikan oleh umat Islam yang menjalankan ibadah selama Bulan Ramadan, adapun keutamaan yang disampaikan oleh Rasulullah bahwa di bulan ini akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, hadis berdasarkan riwayat Bukhari dan Muslim.

Ada banyak sumber yang menjelaskan kedatangan Lailatul Qadr, terdapat sekitar 46 pendapat, namun dari semua itu terbagi atas hukum yang kuat, lemah dan dhaif.

Ada satu sumber yang menjelaskan kapan waktu turunnya Lailatul Qadr, Ibnu Hajar menjelaskan bahwa itu pendapat yang paling unggul yakni Lailatul Qadr terjadi di tanggal ganjil 10 malam terakhir bulan Ramadan, yang terjadi setiap tahun di malam yang berbeda.

Menurut perhitungannya sendiri, Imam Al-Ghazali memiliki kaidah yang terbagi atas dua penjelasan, di mana kesamaan dari kedua kaidah ini adalah Lailatul Qadr dapt diperhitungkan sejak awal Ramadan.

Kaidah pertama Al-Ghazali termaktub di dalam kitab I’anatuth Thalibin dan Hasyiyah al-Jamal

Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29.

Awal Ramadan hari Senin maka Lailatul Qadar malam ke-21.

Awal Ramadan hari Selasa atau Jumat maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.

Awal Ramadan hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25.

Awal Ramadan hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23.

Versi awal perhitungan Lailatul Qadr versi Imam al-Ghazali seperti yang dikutip dari laman nu.or.id, menyebutkan bahwa telah dapatkan testimoni dari Syekh Abul Hasan As-Syadzili, di mana menurutnya sejak usianya dewasa Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut.

Adapun versi kedua perhitungan Lailatul Qadar ala Imam Al-Ghazali seperti yang dijelaskan dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri, yakni

Jika awal Ramadan Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21

Awal Ramadan hari Selasa maka Lailatul Qadar malam ke-25.

Awal Ramadan Ahad dan Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.

Awal Ramadan jatuh pada Senin dan Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.

Nah bila mengacu pada kaidah Imam al-Ghazali dalam menerka jatuhnya malam Lailatul Qadar maka didapat jumpai dua kesimpulan yang berbeda, tergantung rujukan yang kita gunakan.

Dengan demikian Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan 1442 Hijriah ini jatuh pada:

Malam ke-27 atau Sabtu malam, 8 Mei 2021, merujuk pada kaidah Imam al-Ghazali versi pertama sebagaimana dijelaskan kitab I’anatuth Thalibin dan Hasyiyah al-Jamal.

Malam ke-25 atau Kamis malam, 6 Mei 2021, merujuk pada kaidah kedua sebagaimana dialami sebagian kalangan tasawuf dijelaskan kitab Hasyiyah al-Bajuri.

Adapun apabila tiba Lailatul Qadar tersebut, Rasulullah mengatakan Allâhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa‘fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku), hadis ini hukumnya sanadnya shahih dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah.

TIKA AYU

Baca juga: Apakah Setiap Malam Ke-27 Ramadan Adalah Lailatul Qadar?