Penabuh Drum Ramadan Turki Diserang Pisau Saat Bangunkan Sahur

Warga melintasi bangunan Hagia Sophia, Istanbul, Turki, 10 Juli 2020. Hagia Sophia pada awalnya dibangun sebagai basilika bagi Gereja Kristen Ortodoks Yunani. Namun, fungsinya telah berubah beberapa kali sejak berabad-abad. Xinhua/Osman Orsal
Warga melintasi bangunan Hagia Sophia, Istanbul, Turki, 10 Juli 2020. Hagia Sophia pada awalnya dibangun sebagai basilika bagi Gereja Kristen Ortodoks Yunani. Namun, fungsinya telah berubah beberapa kali sejak berabad-abad. Xinhua/Osman Orsal

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria yang diduga warga negara asing yang tinggal di distrik ili Istanbul menyerang seorang penabuh drum Ramadan dengan pisau dan merusak drumnya.

Setiap tahun, selama bulan suci Ramadhan, ribuan penabuh genderang turun ke jalan Turki di untuk membangunkan sahur.

Dengan mengenakan pakaian era Kekaisaran Ottoman, para penabuh drum berkeliling membangunkan warga untuk sahur.

Namun tradisi kuno menabuh genderang Ramadan pada dini hari mungkin tampak tidak biasa bagi sebagian orang, sampai terjadi insiden penyerangan.

Penabuh drum Ramadan Turki diserang dengan pisau saat berkeliling distrik ili Istanbul, Turki.[Hurriyet Daily News]

Menurut laporan surat kabar Turki Hurriyet, 30 April 2021, penabuh drum tersebut pergi ke kantor polisi dan mengajukan keluhan setelah kejadian tersebut.

"Jika pisaunya tidak mengenai drum, itu bisa masuk ke hati saya," kata Fikret Garipler, sang penabuh drum.

Rekaman video menunjukkan detik-detik serangan itu, yang kemudian dijadikan bukti penegak hukum untuk menahan tersangka.

Di Turki, orang yang bangun sambil mendengar drum sering memberi tip kepada penabuh genderang ini sebagai bagian dari tradisi.

Lebih dari 3.000 penabuh drum bekerja di jalan-jalan Istanbul selama Ramadan ini, menurut angka tidak resmi.

Baca juga: Arab Saudi Siapkan Masjid Nabawi untuk Jamaah Selama 10 Hari Terakhir Ramadan

HURRIYET DAILY NEWS