12 Jajanan Pasar Legendaris Masih Jadi Favorit Takjil Buka Puasa

Reporter

Ilustrasi jajanan pasar. shutterstock.com
Ilustrasi jajanan pasar. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hingga kini takjil tradisional, jajanan pasar masih ramai dijajakan di banyak pasar Ramadan. Seakan tak tergantikan ternyata sejumlah jajanan lawas khas daerah tetap jadi favorit. Walaupun banyak variasi kreasi kue-kue modern maupun kuliner internasional yang masuk ke tanah air.

Berikut beberapa jajanan pasar yang akrab dijadikan takjil buka puasa sejak lama hingga kini:

Kue serabi, khas Surakarta. Biasa dimasak pakai tungku dengan ragam topping, coklat, keju, pisang, nangka, sampai dengan sosis. Rasa yang authentic, justru tanpa topping apapun, cukup menuangkan gula merah cair di atas serabi. Hingga kini, kue gurih satu ini banyak dijual di kota-kota seluruh Indonesia. Dan tak pernah absen dari jejeran takjil yang dijual di pasar ramadan.

Kedua, kue lapis sagu. Sangat khas, kue lapis berbalut warna-warni. Biasanya hijau, putih, dan pink atau warna lain sesuai selera. Teksturnya kenyal dan lengket. Cara memasaknya cukup dikukus. Bahan adonan kue lapis berupa campuran tepung sagu, santan kelapa, gula pasir, sedikit garam, vanili, dan pewarna makanan.

Selanjutnya ada bubur sumsum. Tiap daerah mengenal bubur ini, pun banyak variannya. Ada yang hanya disiram dengan kuah gula merah, adapula pakai kuah santan. Selain itu, bubur sumsum juga ditambahkan sagu mutiara.

Kue klepon, kuliner tradisional yang legit berbahan tepung ketan. Bentuknya bulat, diisi gula merah. Bagian luar kue ini ditaburi parutan kelapa. Daerah manapun, takjil satu ini tak pernah absen dipasarkan saat ramadan.

Bika ambon, kue khas Medan. Soal nama, kue ini selalu dikira dari Ambon, faktanya penyebutan bika ambon adalah karena pada awalnya kue ini dijual pertama kali di Jalan Ambon – Sei Kera, Medan. Teksturnya seperti potongan sarang semut, kenyal dan mudah dikunyah. Variannya pun banyak, muali dari rasa durian, keju, coklat, dan pandan.

Masih dari Medan, Ombus-ombus berasal dari Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Kue ini terbuat dari tepung beras atau tepung ketan, kelapa parut, dan gula merah yang dikukus bersamaan.

Dari Medan lanjut ke kue khas Betawi da kue putu mayang. Satu porsi ada 3 bihun kukus dengan warna berbeda, hijau, merah muda, dan putih. Kue satu ini dilengkapi dengan kuah berbahan gula merah dan daun pandan.

Menu takjil legendaris selanjutnya adalah kue putri mandi atau kue buah inai, kuliner khas Riau. Sekilas mirip kue koci, namun cara penyajiannya berbeda. Kue ini terbuat dari ketan pulut yang diberi pewarna makanan dan diaduk hingga kalis. Lalu dibentuk bulat dengan diisi potongan gula merah. selanjutnya dikukus selama 15 menit. Kue ini disajikan dengan siraman kuah santan.

Kemudian petulo, kuliner tradisional berkuah yang terbuat dari tepung beras, diuleni hingga kalis. Warnanya beragam, seperti hijau, pink dan putih. Adonan dicetak menggunakan alat khusus, hingga hasilnya seperti mie. Terakhir dikukus selama 15 menit. Untuk kuahnya atau juruhnya terbuat dari santan dan gula merah.

Takjil lawas selanjutnya berasal dari Bandung, bubur candil punya cita rasa yang legit dan gurih. Bubur candil terbuat dari tepung kanji dan ubi kuning, adonannya dibentuk bulat, lalu disiram dengan kuah, campuran santan, gula merah, dan sejumput garam.

Dan bolu peca, jajanan pasar berkuah khas Sulawesi Selatan. Teksturnya seperti sponge cake. Bolu peca berbahan dasar tepung ketan putih dan biasa disajikan bersama kuah yang terbuat dari gula merah. sangat cocok disantap dengan secangkir teh tawar hangat.

Siapa yang tak kenal kue apem, jajanan pasar berkuah khas Desa Parsanga, Sumenep, Madura. Sekilas bentuk Apem mirip dengan kue serabi. Bedanya, serabi berbahan dasar tepung terigu dicampur dengan parutan kelapa, sedangkan apem hanya berbahan tepung beras. Kue apen dimakan dilumuri saus santan kental yang dibumbui gula merah dan daun pandan. 

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Pasar Ramadan Kampung Kauman Tempat Berburu Kuliner Buka Puasa