Malaysia Larang Santri dan Mahasiswa di Zona Merah untuk Mudik

Sejumlah orang yang mengenakan masker melewati sebuah jalan di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 24 November 2020. Total kasus Covid-19 nasional di Malaysia bertambah menjadi 58.847. (Xinhua/Chong Voon Chung)
Sejumlah orang yang mengenakan masker melewati sebuah jalan di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 24 November 2020. Total kasus Covid-19 nasional di Malaysia bertambah menjadi 58.847. (Xinhua/Chong Voon Chung)

TEMPO.CO, - Pemerintah Malaysia melarang santri dan pelajar atau mahasiswa yang tinggal di asrama di wilayah yang terkena pembatasan sosial ketat untuk mudik ke kampung halaman saat Idulfitri. Hal ini untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Majlis Keselamatan Negara (MKN) menjelaskan prosedur operasi standar Movement Control Order (MCO) yang disempurnakan untuk sektor pendidikan juga melarang setiap orang dari sekolah atau universitas untuk keluar atau memasuki daerah yang terkena dampak.

"Tamu atau pengunjung tidak diizinkan masuk selama periode MCO yang ditingkatkan. Semua kegiatan sekolah fisik dan kurikuler ditangguhkan selama MCO yang ditingkatkan," tulis SOP sektor pendidikan yang dibagikan oleh MKN di situs web resmi Telegram seperti dikutip dari The Star, Jumat, 30 April 2021.

Namun jika terjadi keadaan darurat seperti sakit dan meninggal dunia, pergerakan diperbolehkan dengan izin dari polisi dan perwakilan keluarga juga harus menginformasikan kepada Panitia Penanggulangan Bencana Daerah (JPBD).

Selain itu, kontribusi lembaga swadaya masyarakat selama periode peningkatan MCO harus disalurkan melalui JPBD, yang juga bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pemberian bantuan pangan.

Sementara itu, bagi santri atau mahasiswa di negara bagian yang pembatasan sosialnya sudah dilonggarkan, MKN meminta sekolah menyiapkan jadwal pergerakan siswanya untuk pulang dan kembali ke asrama.

Semua siswa di negara bagian Grup A (Johor, Kedah, Kelantan dan Terengganu) diizinkan untuk kembali secara bertahap mulai 6 Mei dan kembali ke asrama mereka pada 12 Juni. Siswa di negara bagian Grup B (Perlis, Penang, Perak, Selangor, Negri Sembilan, Melaka, Pahang, Sabah, Sarawak, Kuala Lumpur, Labuan dan Putrajaya) diizinkan untuk kembali mulai 7 Mei dan kembali pada 13 Juni.

Untuk kepentingan pengelolaan kesehatan, semua siswa diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum menaiki kendaraan yang telah disterilkan dan disediakan pihak sekolah. Pelajar juga diwajibkan memakai masker dan mematuhi SOP yang telah ditetapkan selama perjalanan.

Selain itu, Kementerian Kesehatan Malaysia hanya mengizinkan pelajar sehat yang diperbolehkan kembali ke asrama.

Baca juga: Malaysia Hapus Ujian Sekolah untuk SD

Sumber: THE STAR