Ratusan Santri Pesantren Walisongo di Sragen Jateng Mudik ke Kampung Halaman

Reporter

Pimpinan Pondok Pesantren Walisongo KH Maruf Islamudin. Foto Joglosemarnews/Wardoyo
Pimpinan Pondok Pesantren Walisongo KH Maruf Islamudin. Foto Joglosemarnews/Wardoyo

TEMPO.CO, Sragen - Wakil Presiden Maruf Amin membuat kebijakan untuk mempermudah mudik bagi santri, berkat kebijakan tersebut ratusan santri di Pondok Pesantren atau Ponpes Walisongo di Sragen akhirnya dapat dipulangkan ke kampung halamannya sejak beberapa hari terakhir.

Seperti dilansir Joglosemarnews.com Pimpinan Ponpes Walisongo yang juga Ketua PC NU Kabupaten Sragen, Maruf Islamudin mengatakan para santri segera dipulangkan sebab pihaknya khawatir apabila ditunda nantinya malah tidak bisa mudik.

“Santri saya, sudah saya kondisikan pulang hari ini tadi pagi. Yang dari Jawa tadi pagi sudah pamitan. Yang luar Jawa malah sudah duluan, kemarin-kemarin. Terus terang kalau kita undur-undur malah kena peraturan larangan mudik, nanti malah nggak bisa mudik,” terang Maruf Islamudin seperti dikutip Tempo dari Teras.ID, Kamis 29 April 2021.

Maruf Islamudin mengungkapkan pihaknya telah memulangkan setidaknya 700 santrin untuk mudik dari total sekitar 800 santri, sebagian kecil santrinya tidak pulang lantaran harus piket. “Pondok tidak boleh kosong. Tetap harus ada yang piket,” kata Pimpinan Ponpes Walisongo tersebut.

Menurut Maruf Islamudin, dispensasi mudik bagi santri dari Maruf Amin tersebut sebenarnya dilematis, pemerintah melarang mudik namun santri dibolehkan. Meski begitu, kemudahan mudik bagi santri dinilai sebagai kebijakan yang menggembirakan bagi para santri. Pasalnya para santri sudah setahun tidak mudik lantaran wabah Covid-19 ini.

“Ya itu senang, menurut kami. Karena kami sebagai santri diberi kemudahan, Monggo itu bisa diputusi atau tidak karena itu keputusan pemerintah,” tuturnya.

Meski para santri diberi kemudahan untuk melakukan mudik, Maruf Islamudin tetap mengedepankan protokol kesehatan dengan memastikan bahwa santrinya yang pulang kampung harus bebas dari virus Covid-19. Untuk itu setiap santri yang akan melakukan perjalanan terlebih dahulu dilakukan pengetesan negatif Covid-19, pengecekan suhu tubuh sebelum berangkat, dan protokol kesehatan yang lainnya. Protokol kesehatan tersebut sebenarnya juga sudah diterapkan di tahun lalu kepada sejumlah santri yang mudik.

“Datang juga begitu. Saya kira sama, kemarin datang diantar wali santri, wali tidak boleh turun, dicek suhu, dimintai surat rapid. Saya minta seperti itu. Kemarin pernah terjadi seperti itu juga tidak apa-apa,” terang Ketua PC NU Kabupaten Sragen ini.

Selain itu, pihak Ponpes Walisongo akan memastikan apakah daerah tujuan santri dalam kondisi aman dari Covid-19, dengan melakukan koordinasi dengan daerah tersebut sebelum memberikan izin mudik kepada santri. Apabila daerah asal santri tidak aman, santri juga tidak mendapatkan izin untuk pulang mudik.

Untuk keperluan mudik para santri ini, pihak pesantren berkomunikasi dengan daerah setempat. "Misalnya yang dari Palembang, kita koordinasikan ke sana dulu, gimana bisa tidak. Kalau bisa ya boleh pulang. Seperti dulu yang dari Sampit, ternyata dari sana jangan dulu karena masih tinggi, ya kita minta nggak pulang dulu. Yang penting prokes kita taati dengan ketat,” kata Maruf Islamudin.

TERAS.ID | HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Ganjar Pranowo: Tiada Mudik Bagimu, Ingat Kasus Covid-19 di India