Nuzulul Quran Jadi Momentum Kampanye Melek Huruf Hijaiyah

Reporter

Santri pondok pesantren Baitul Mustofa mengaji dengan penerangan lampu minyak saat pengajian Tadarus Al Quran di lapangan terbuka Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Senin, 27 Mei 2019. Pengajian dalam rangka Nuzulul Quran (malam turunnya kitab suci Al Quran) tersebut untuk mendekatkan santri dengan alam serta mendidik untuk santri rajin membaca Al Quran terutama pada bulan Ramadan. ANTARA
Santri pondok pesantren Baitul Mustofa mengaji dengan penerangan lampu minyak saat pengajian Tadarus Al Quran di lapangan terbuka Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Senin, 27 Mei 2019. Pengajian dalam rangka Nuzulul Quran (malam turunnya kitab suci Al Quran) tersebut untuk mendekatkan santri dengan alam serta mendidik untuk santri rajin membaca Al Quran terutama pada bulan Ramadan. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Bone Bolango di Provinsi Gorontalo ingin memberantas buta huruf hijaiyah (abjad Arab) di kalangan warga Muslim di wilayahnya. Bupati Bone Bolango Hamim Pou menyatakan peringatan Nuzulul Quran bisa menjadi momentum untuk menggiatkan kampanye melek huruf hijaiyah.

Hamim mengatakan Pemkab pada awal Ramadan meluncurkan Gerakan Bone Bolango Mengaji guna mendukung upaya pemberantasan buta huruf hijaiyah. Pemkab, ia menilai, berkolaborasi dengan Kementerian Agama untuk menyiapkan guru mengaji bagi warga Muslim Bone Bolango. 

"Semoga ini akan berjalan dengan baik agar dapat mengurangi masyarakat Bone Bolango yang tidak bisa mengaji," tutur Hamim, Kamis, 29 April 2021.

Hamim menargetkan tiga tahun mendatang sudah tidak ada warga Muslim di Kabupaten Bone Bolango yang tidak bisa membaca Al Quran. "Semua harus bisa mengaji, termasuk pegawai, tenaga honor ,dan tenaga kontrak harus lancar mengaji. Tidak ada yang terkecuali," ujarnya.

Hamim mengatakan Pemkab akan menguji kemampuan membaca Al Quran tenaga honorer Muslim yang ingin memperpanjang kontrak kerja mulai tahun depan.

Kepala Seksi Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Bidang Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo,  Asrul Lasapa menambahkan, Ramadan adalah masa untuk memperbanyak membaca Al Quran. "Membaca Al-Quran dapat memberikan cahaya untuk kehidupan," kata Asrul.

"Kita harus berusaha agar bisa mengkhatamkan Al Quran selama Ramadan. Jika tidak mampu dengan target tersebut bisa mengkhatamkan di bulan lain," kata Asrul jelang Nuzulul Quran.

Baca juga: Menjaga Tradisi Kenduri Nuzulul Quran di Tengah Corona