Kiat Merawat Kulit selama Puasa Ramadan, Kuncinya Produk Perawatan dan Makanan

Reporter

Editor

Mila Novita

Ilustrasi wanita melihat wajahya di cermin. Freepik.com/Lifeforstock
Ilustrasi wanita melihat wajahya di cermin. Freepik.com/Lifeforstock

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan pola makan secara tiba-tiba, ditambah dengan asupan air yang lebih sedikit, selama bulan suci Ramadan terjadi dapat menyebabkan kulit kehilangan kelembapan dan elastisitas. Dampaknya kulit tampak lebih kusam dan lelah.

Tapi puasa bukan berarti kulit harus kekurangan nutrisi. Dilansir dari Arab News, pakar kesehatan kulit Eman Kotb dari Dubai's Medcare Hospital dan Umesh Nihalani dari Dubai London Clinic berbagi cara menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya, bahkan selama Ramadan.

Kotb mengatakan bahwa puasa dapat membuat kulit kering, kusam dan bahkan menonjolkan kerutan karena kurangnya hidrasi.

"Ada hubungan kuat antara asupan air yang lebih tinggi dan kulit yang sehat. Penting untuk menghidrasi selama jam-jam Anda tidak berpuasa karena kulit terdiri dari sel-sel yang membutuhkan air agar berfungsi dengan baik," kata dia. 

Nihalani merekomendasikan minum dua liter air setiap malam. Dan hidrasi eksternal sama pentingnya dengan internal. Kedua dokter menunjukkan perlunya formula kaya kelembapan yang baik untuk dioleskan di kulit selama jam puasa dan tidak puasa.

"Pilih pelembap non-berminyak dengan SPF tinggi (faktor perlindungan matahari) yang sesuai untuk jenis kulit Anda," kata Nihalani.

Baca juga: 4 Kiat agar Kulit Tetap Sehat dan Glowing selama Berpuasa Ramadan

Kotb menyarankan menggunakan produk yang mengandung vitamin C dan E untuk peremajaan dan radiasi kulit.

Puasa juga bisa menyebabkan bibir kering dan pecah-pecah. Nihalani menyarankan memakai lip balm yang diformulasikan dari bahan alami bergizi seperti lilin lebah dan vitamin E untuk mencegah retak.

Sementara itu, makanan juga bisa mempengaruhi kesehatan kulit secara umum. Karbohidrat olahan memiliki nilai gizi yang buruk dan meningkatkan bakteri jahat di usus, yang bisa menyebabkan jerawat.

“Penting untuk menghindari atau mengurangi gula olahan, yang berperan dalam penuaan dini. Hindari juga camilan asin, karena garam menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air, yang dapat membuat Anda terlihat kembung dan memperburuk kondisi kulit seperti jerawat.

Dia menyarankan mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran untuk membantu meningkatkan vitamin dan antioksidan dalam tubuh dan menjaga kulit tetap terhidrasi selama Ramadan.

Kafein, makanan olahan, dan lemak jenuh juga harus dibatasi, tambah Nihalani. Namun, menurutnya puasa juga memiliki banyak manfaat untuk kecantikan.

“Beberapa hari pertama Ramadan adalah saat tubuh memulai proses pembersihannya. Setelah beberapa hari, kulit bersama dengan organ tubuh lainnya, mulai sembuh saat sel darah berada dalam mode aktivasi. Setelah proses penyembuhan kembali ke jalurnya, peradangan di kulit menjadi lebih baik, pigmentasi mulai membaik, dan kulit mulai bersinar," tambahnya.

Kotb menambahkan bahwa puasa juga menyebabkan tingkat purin dan pirimidin yang lebih tinggi dalam tubuh. Senyawa ini meningkatkan antioksidan yang bertanggung jawab untuk membantu meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan.

Dia mencatat bahwa berpantang makanan dan minuman antara buka puasa dan sahur juga dapat membantu memutar waktu untuk kulit. Asupan gula yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan kulit menjadi kering bahkan menyebabkan kerusakan kolagen.

"Sementara kolagen memang membutuhkan gula untuk melakukan tugasnya dengan baik, peningkatan kadar gula darah menyebabkan glikasi, yang membuat kolagen kehilangan kemampuannya untuk menjaga kekencangan kulit, dan pada akhirnya mempercepat proses penuaan," kata Kotb.