Ia mengatakan hingga pekan kedua bulan Ramadan, sudah sekitar 800 keranjang parselnya telah laku. "Pembeli banyak dari Tembilahan, Bengkalis, dan Pekanbaru ada juga tapi dari luar kota lebih banyak," ujarnya.
Meski ada sedikit peningkatan penjualan, Dina mengatakan tidak berani membuat terlalu banyak keranjang parsel. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya ia berani membuat hingga 1.000 keranjang lebih untuk Lebaran karena permintaan cukup tinggi.
"Tapi sejak tahun lalu tidak berani stok barang banyak karena harga rotan naik, belum lagi ada pandemi," ujarnya.
Akibat pandemi, lanjutnya, pekerjanya yang lama terpaksa diberhentikan dan semua produksi kerajinan rotan dikerjakan oleh keluarganya. Ia mengakui harga bahan baku rotan yang tinggi makin menyulitkan perajin.
Harga rotan bulat untuk keranjang parsel yang sebelumnya Rp2.500 kini sudah Rp3.000 per batang. Sedangkan rotan tipis yang sebelumnya Rp750 ribu per bal isi 25 kilogram, kini mencapai Rp810 ribu. "Kita hanya bisa bertahan, tak bisa untung besar," ujarnya.