Keutamaan 10 Hari Pertama Puasa Ramadan, Berkah Limpahan Rahmat

Reporter

Ilustrasi masjid. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Ilustrasi masjid. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Ramadan ibadah yang dinanti-nanti umat Islam openjuru dunia. Ramadan adalah bulan suci umat Islam yang penuh berkah dan keampunan atas izin Allah Subhanahu wata'ala. Tak ayal banyak muslim yang meningkatkan taqwa selama menjalani ibadah-ibadah di bulan suci Ramadhan. 

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman: “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Sebulan Ramadan dibagi 3 keutamaan tiap hitungan sepuluh harinya. Mulai dari 10 hari pertama, 10 hari kedua dan 10 hari terakhir. Hadis riwayat al-Baihaqi dalam Syuabul Iman dan diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam Sahih ibn Khuzaimah yang artinya, “Awal bulan Ramadan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.”

Khusus 10 hari puasa Ramadan pertama, Allah membuka pintu Rahmat-Nya untuk setiap hamba yang dapat melakukan puasa dengan baik dan dipandang sebagai seorang mulia karena menjalankan ibadah sejak awal.

Secara umum dijelaskan keutamaan bulan Ramadan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, yang artinya, "Ketika tiba awal malam bulan Ramadan, para setan dan pemimpin-pemimpinnya dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada yang dibuka. Pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada yang ditutup, lalu ada penyeru yang berseru, ‘Hai orang yang mencari kebaikan, teruskanlah. Hai orang yang mencari keburukan, berhentilah. Sesungguhnya Allah membebaskan orang-orang dari neraka, dan itu terjadi pada setiap malam’.” (Lihat: Ibn Majjah al-Qazwaini, Sunan Ibn Majjah, [Beirut: Dar Fikr, T.t], j. 2, h. 26.)

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Ternyata Takjil Arti Sesungguhnya Bukan Menu Buka Puasa