Hotel-hotel di Malaysia Menjual Paket Ramadan

Staf memasang penanda untuk mengingatkan pengunjung menjaga jarak sosial (social distancing) sebagai persiapan pembukaan kembali bioskop di Kuala Lumpur, Malaysia, 26 Juni 2020. Bioskop dan teater ditutup sebagai upaya membendung penularan virus corona. (Xinhua/Chong Voon Chung)
Staf memasang penanda untuk mengingatkan pengunjung menjaga jarak sosial (social distancing) sebagai persiapan pembukaan kembali bioskop di Kuala Lumpur, Malaysia, 26 Juni 2020. Bioskop dan teater ditutup sebagai upaya membendung penularan virus corona. (Xinhua/Chong Voon Chung)

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mengalami lockdown parsial sejak Maret 2020 lalu, beberapa hotel di Malaysia mencoba mendulang keuntungan pada ramadan 2021.  

Hotel-hotel itu menawarkan paket ramadan untuk memikat para pengunjung di tengah larangan melakukan perjalanan lintas negara bagian di Malaysia. 

Paket yang ditawarkan mulai dari sahur dan prasmanan untuk buka puasa. Pada tahun lalu, prasmanan buka puasa dilarang gara-gara pandemi Covid-19. 

Akan tetapi pada pekan ini, hotel-hotel di Malaysia tampak penuh. Beberapa ada yang sudah dipesan untuk hari Idul Fitri, 13 Mei 2021.

Agar tetap aman, hotel-hotel memberlakukan protokol kesehatan seperti hanya menerima tamu dari separuh jumlah kapasitas dan memastikan social distancing dilakukan. 

Sebelumnya Kementerian Kesehatan Malaysia mengusulkan agar larangan melakukan perjalanan selama Idul Fitri, tidak dicabut. Pasalnya, kasus infeksi virus corona di Malaysia naik menjadi tertinggi dalam lima pekan terakhir.

Malaysia, yang sebagian besar masyarakatnya beragama Islam, secara bertahap telah melonggarkan aturan pergerakan masyarakat sejak negara itu melakukan imunisasi massal. Program suntik vaksin virus corona di Malaysia di mulai pada Februari 2021.

Malaysia sejauh ini belum memutuskan apakah akan mengizinkan masyarakat melakukan lalu-lintas antar negara bagian pada hari Idul Fitri nanti atau pada 13 Mei 2021.

Dalam beberapa pekan terakhir, angka positif Covid-19 di Malaysia mengalami kenaikan. Pada Kamis, 15 April 2021 Malaysia melaporkan ada 2.148 kasus positif Covid-19 di sana. Jumlah itu tertinggi sejak 5 Maret 2021.

“Ketika angka harian positif Covid-19 mengalami kenaikan dan masih belum stabil, maka lalu-lintas antar negara bagian harus ditunda,” kata Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba.           

Sedangkan Direktur Jenderal bidang kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan otoritas di Malaysia telah mengidentifikasi dua lagi kasus varian baru Covid-19, yang lebih mudah menular. Sebelumnya, Malaysia menemukan ada dua kasus varian baru Covid-19 atau B.1.1.7 pada warga negara Malaysia, yang baru pulang melancong dari Polandia.

Keduanya positif Covid-19 setelah pulang dari negara itu pada 30 Maret 2021. Saat ini total ada lima kasus varian baru Covid-19 yang sudah terdeteksi di Malaysia.   

Malaysia melaporkan total ada 367.977 kasus infeksi virus corona. Dari jumlah itu, 1.363 pasien berakhir dengan kematian.

Baca juga: Puluhan Tenaga Medis di Malaysia Positif Covid-19 Meski Sudah Divaksin

Sumber: Reuters | straitstimes.com