Kampung Kauman Yogyakarta: Tempat KH Ahmad Dahlan Mendirikan Muhammadiyah

Reporter

KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org
KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org

TEMPO.CO, JakartaKauman, sebuah kampung di barat alun-alun Keraton Yogyakarta. Asal kata Kauman berasal dari kata “kaum” dan “iman” yang bermakna bahwa para penduduk merupakan sekelompok orang beriman dan memahami agama Islam.

Sebenarnya tidak ada penyebutan khusus Kampung Kauman adalah Kampung Muhammadiyah. Namun sejarah kampung ini memang lekat dengan perkembangan Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar di Indonesia. Di kampung inilah perkumpulan ini didirikan dingga berkembang ke pelosok negeri. Kauman jadi saksi penolakan banyak kalangan terhadap Muhammadiyah.

Dari kampung ini pula lah dilahirkan kader-kader perjuangan yang melanjutkan kepemimpinan Muhammadiyah. Beberapa pimpinan pusat Muhammadiyah pun merupakan kelahiran Kauman, mulai dari KH Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo, KH Fachruddin, KH Ahmad Badawi, KH Yunus Anis, KH Ibrahim,  dan KH Hisyam.

Jika berkunjung ke Kauman, akan tampak Masjid Gedhe Kauman. Hingga kini arah kiblatnya masih konsisten dengan arah yang ditentukan oleh KH Ahmad Dahlan. Di sekitar masjid ini juga masih ditemukan rumah-rumah model zaman dahulu, nuansanya masih kental.

Kisah perjuangan KH Ahmad Dahlan tergambar pada Langgar Kidoel Hadji Ahmad Dahlan. Posisi bangunan ini pun dekat dengan masjid. Langgar ini didirikan sekitar 1800-an setelah KH Ahmad Dahlan menikah. Sempat dirobohkan karena belum bisa menerima ajaran KH A Dahlan, namun dibangun kembali  berkat dukungan saudara-saudaranya yang menghendaki beliau tetap tinggal di Kauman dan terus mensyiarkan agama Islam.

Khasnya permukiman penduduk Kauman dilihat dari gang dan jalan yang sempit. Lebar jalan hanya sekitar 2 meter membuat kendaraan roda 4 tidak dapat melaluinya, sementara kendaraan roda 2 pun harus dituntun. Bahkan ada peraturan bagi pemakai jalan, dilarang mengendarai kendaraan dan perjalanan harus dilakukan dengan jalan kaki atau menuntun sepeda motornya. Hal ini untuk menjaga dan menghormati sesama pemakai jalan juga menjaga ketenangan dalam proses belajar mengajar para murid santri di pesantren Kauman.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Kicak, Takjil Manis Legit Favorit di Pasar Kauman Yogyakarta