Survei OVO: 6 dari 10 Orang Susah Kelola Uang Saat Ramadan, 52 % Ambil Tabungan

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Ilustrasi perencanaan keuangan (pixabay.com)
Ilustrasi perencanaan keuangan (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi keuangan digital OVO menyampaikan riset tentang bagaimana masyarakat mengelola keuangan mereka selama Ramadan.

OVO Market Research Survey, Fakta Pengelolaan Keuangan Konsumen Indonesia Selama Ramadan, yang dilakukan terhadap 469 responden pengguna OVO di Jabodetabek dan non-Jabodetabek menunjukkan enam dari sepuluh orang sulit mengelola keuangan saat Ramadan. "Terlebih karena pandemi di mana kebutuhan cenderung lebih banyak," kata Harumi Supit, Head of Corporate Communication OVO dalam jumpa pers virtual pada Selasa, 13 April 2021.

Temuan lain dalam survei itu menunjukkan 52 persen orang menggunakan dana darurat, misalkan tabungan atau investasi lain untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan. Empat dari sepuluh orang melenceng jauh dari rencana awal terkait perencanaan keuangan saat Ramdan.

"Sebanyak 43 persen orang menggunakan seluruh Tunjangan Hari Raya atau THR mereka untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri," kata Harumi. Hanya empat dari sepuluh orang yang menyimpan THR untuk tabungan jangka panjang. Separuh responden tetap memberi THR meskipun tidak dapat bertemu saudara dan kerabat. "THR tersebut akan dibagikan melalui transfer."

Survei OVO tentang Pengelolaan Keuangan Konsumen Indonesia Selama Ramadan. Foto: OVO

Satu kekhawatiran yang mayoritas dialami oleh responden adalah tidak mendapatkan THR. Dan sebagian besar responden memilih menyalurkan THR sebagai hadiah untuk orang lain, kebutuhan sehari-hari, ditabung, dan berinvestasi. "Banyak sekali tantangan dan cobaan yang harus kita hadapi dengan hati yang ikhlas. Salah satu dari tantangan itu adalah mengenai mengatur keuangan di masa Ramadan," ucap Harumi.

Sebab itu, dia melanjutkan, OVO meluncurkan kampanye #RaihIkhlas untuk memudahkan masyarakat dalam pembayaran, investasi, asuransi digital, hingga sedekah online. "Kami berharap kampanye #RaihIkhlas dan hasil survei pengelolaan keuangan ini membantu masyarakat mengatur keuangan lebih baik," kata Harumi.

Perencana Keuangan Lolita Setyawati CFP mengatakan, beberapa kesalahan yang kerap terjadi dan berulang saat Ramadan adalah tidak membuat perencanaan anggaran, tidak mencatat pengeluaran, mudah tergoda keinginan, dan menggunakan sumber dana yang tidak sesuai tujuan. "Utang demi gaya hidup Ramadan dan tidak membuat skala prioritas," katanya.

Baca juga:
Sebab Sudah Bekerja Banting Tulang tapi Tak Juga Kaya