Kolom Ramadan: Buat Apa Berlapar-lapar Puasa?

Ilustrasi berbuka puasa di masjid. NOAH SEELAM/AFP/Getty Images
Ilustrasi berbuka puasa di masjid. NOAH SEELAM/AFP/Getty Images

Dari situlah kita mendapatkan pelajaran. Bahwa kesabaran haruslah menjadi sikap dasar dalam menghadapi segala cobaan. Demikian pula rasa syukur yang mesti digelorakan dalam setiap keadaan.

Pelajaran itu sangat penting dan sudah semestinya menjadi laku hidup keseharian kita. Tanpa kecuali kesabaran dalam menjalankan puasa, disertai rasa syukur yang mendalam, bahwa lapar yang kita rasakan tentu membawa hikmah mendalam.

Sufi besar Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali alt-Thusi as-Syafi'i atau yang populer dengan Imam Ghazali (w.1111 M) mencatat 10 hikmah, merupakan faedah lapar itu sendiri. Baik yang berkaitan dengan "pembersihan" hati, mendisiplinkan diri, manfaat untuk kesehatan, maupun menumbuhkan kepedulian.

Semua itu dijelaskan dengan gamblang sebagaimana dalam karya monumentalnya, Ihya Ulumuddin, yaitu: (1) Membersihkan hati dan menajamkan mata batin; (2) Melembutkan dan membersihkan hati sehingga mampu merasakan kelezatan berdzikir; (3) Meluluhkan dan merendahkan hati, juga menghilangkan kesombongan dan liarnya hawa nafsu;

(4) Mengingatkan pada ujian dan adzab Allah; (5) Mematikan keinginan untuk berbuat maksiat dan menguasai nafsu amarah; (6) Agar bisa mengurangi tidur dan membiasakan jaga; (7) Memudahkan menjalankan ibadah; (8) Menyehatkan tubuh dan menjauhkan penyakit;

(9) Untuk mengurangi mu'nah atau sifat konsumtif; (10) Dengan membiasakan lapar atau mengurangi makan, maka peluang untuk bersedekah, memberikan kelebihan harta kepada yang lemah akan semakin mudah.

Proses Detoksifikasi

Khusus yang berkaitan dengan masalah kesehatan misalnya, apa yang dijelaskan Imam Ghazali sembilan abad yang lalu itu, menemukan kebenarannya dalam penelitian kedokteran modern saat ini. Terutama penelian tentang manfaat puasa bagi pembersihan tubuh dari tumpukan racun, serta proses penyembuhan secara alami.

Proses yang kemudian dikenal dengan istilah detoktifikasi itu, dalam satu bulan pelaksanaan puasa, bisa diketahui melalui tahapan-tahapan berikut:

Pada 1-2 hari ketika lapar dirasakan sangat intens, maka kadar gula, tekanan darah, dan denyut jantung juga akan menurun. Di sini, tubuh akan mulai menggunakan cadangan gula yang tersimpan di hati dan otot untuk menghasilkan energi.