TEMPO.CO, Jakarta - Jika mencari jejak sejarah islam di Papua Barat, Anda bisa berkunjung ke Masjid Patimburak yang terletak di Kampung Patimburak, Distrik Kokas, Fakfak, Papua Barat. Masjid ini disinyalir sudah ada sejak 150 tahun lalu.
Berdiri di tanah wakaf seluas 120 meter persegi, Masjid Patimburak memiliki daya tampung jemaah sebanyak 100 orang dengan luas bangunan 100 meter persegi. Didirikan imam bernama Abuhari Kilian pada 1870, membuat Masjid Patimburak dinobatkan sebagai masjid paling tua di Kabupaten Fakfak. Dan kerap disebut sebagai Masjid Tua Patimburak.
Di masa penjajahan, masjid ini pernah diterjang bom tentara Jepang. Yang hingga kini masih menyisakan tanda hunusan peluru di pilar masjid. Seiring perjalanan waktu, Masjid Tua Patimburak sudah beberapa kali mengalami renovasi bangunan.
Uniknya, masyarakat masih terus mempertahankan arsitektur masjid, berupa perpaduan bentuk gereja dan masjid. Perpaduan ini terlihat sebagai perwujudan kuatnya toleransi antar agama di Patimburak. Dilansir Simas.kemenag.go.id, Imam Masjid Patimburak Musa Heremba mengisahkan, material asli masjid berupa empat pilar penyangga pun tidak pernah diganti sama sekali, meski masjid sudah beberapa kali renovasi.
Lebih jauh, keberadaan islam di tanah Papua sendiri tidak lepas dari pengaruh kekuasaan Sultan Tidore di wilayah Papua pada abad ke-15. Sultan Ciliaci jadi sultan pertama yang menyatakan diri sebagai seorang muslim. Hal ini jadi titik awal persebaran agama islam di daerah kekuasaan Tidore, termasuk Kokas.
Jika Anda ingin berkunjung ke lokasi Masjid Tua Patimburak, bisa melalui akses perjalanan darat dari Fakfak ke Kokas. Di sana sudah tersedia angkutan luar kota dari terminal Fakfak, dengan jarak tempuh sekitar dua jam.
Selama menyelami perjalanan, Anda akan disuguhi udara segar dan kelokan jalan. Setibanya di Kota Kokas, perjalanan akan dilanjutkan ke Kampung Patimburak dengan menggunakan longboat sewaan. Sekitar satu jam di atas longboat, Anda akan mendapati pemandangan pulau-pulau karang sebelum akhirnya sampai di Kampung Patimburak dan Masjid Tua Patimburak.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Mengenal Budaya Toleransi ala Fakfak Papua: Satu Tunggu Tiga Batu