Gizi Seimbang dan Olahraga Bisa Tingkatkan Imun Tubuh Selama Puasa Ramadan

Sejumlah warga berolahraga di Taman Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 11 Mei 2019. Taman Sempur yang memiliki lintasan lari dari karet sintetis tersebut menjadi lokasi favorit warga untuk berolahraga dan menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit) di bulan Ramadhan 1440 H. ANTARA
Sejumlah warga berolahraga di Taman Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 11 Mei 2019. Taman Sempur yang memiliki lintasan lari dari karet sintetis tersebut menjadi lokasi favorit warga untuk berolahraga dan menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit) di bulan Ramadhan 1440 H. ANTARA

JAKARTA, TEMPO.CO - Menjalani puasa Ramadan di masa pandemi Covid-19 bukan menjadi alasan untuk bermalas-malasan berolahraga. Sebab, olahraga sudah menjadi suatu kebutuhan.

Daya tahan tubuh menjadi hal penting yang harus diperhatikan agar fokus dan stamina tetap prima, terutama bagi mereka yang berpuasa selama Ramadan. Penerapan pola hidup yang tepat harus tetap dilakukan. Namun, tidak sedikit orang yang ragu berolahraga sambil menjalani puasa Ramadan.

Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Bambang Purwanto, berolahraga selama puasa Ramadan dapat meningkatkan imunitas tubuh. Kuncinya ada di pengaturan keseimbangan energi dan aktivitas. “Kalau memang besok misalnya ingin berolahraga, ya malam ini mulai dari buka sampai sahur kalau bisa asupan makan ditambah,” ujar Bambang.

Bambang menjelaskan olahraga dapat memberikan banyak manfaat. Seperti mengembalikan keseimbangan metabolisme hingga menjaga kesehatan sistem reproduksi. Jika dilakukan dengan tepat, olahraga juga dapat menguatkan jantung dan menstabilkan tekanan darah.

Sebagai persiapan untuk melakukan aktivitas fisik selama Ramadan, penting untuk memperhatikan jumlah asupan nutrisi dan jenis olahraga yang dilakukan. Kedua hal tersebut harus seimbang karena tubuh harus tetap memiliki keseimbangan antara yang masuk dan yang keluar.

Pada dasarnya, kata Bambang, tubuh tidak dapat dipaksa melakukan aktivitas olahraga melebihi energi yang tersedia. Jika dipaksa, imunitas tubuh cenderung menurun saat menghadapi virus, bakteri, jamur, dan patogen penyebab penyakit lainnya.

Pilihan olahraga dengan intensitas sedang seharusnya menjadi pilihan. Aktivitas fisik perlu disesuaikan dengan ketersediaan energi. "Untuk olahraga harus rasional. Misalnya lupa tidak sahur, maka sebaiknya tidak melakukan aktivitas olahraga yang terlampau berat,” kata Bambang.

Berdasarkan hasil riset, jumlah kalori yang dikonsumsi tubuh selama puasa diketahui relatif turun. Penurunan ini membuat ketersediaan energi tubuh lebih rendah Bambang menyarankan untuk memilih aktivitas fisik berintensitas sedang.

"Artinya mengurangi intensitas olahraga yang biasa dilakukan di luar puasa. Namun, semua itu tergantung pada kondisi tubuh seseorang, apakah mereka mampu atau tidak. Jika misalnya sudah terbiasa main futsal selama satu jam, ketika puasa bisa dikurangi jadi tiga puluh menit."

Bambang mengatakan tidak semua aktivitas fisik dapat dikatakan sebagai olahraga. Kegiatan seperti menyapu dan cuci baju tidak bisa disebut olahraga. Menurut dia, olahraga adalah kegiatan terstruktur yang memiliki ukuran, tujuan, dan standar yang jelas."

WILDA HASANAH

Baca juga : Ramadan, Jaga Suasana Hati Tetap Positif dengan Cara Berikut