Satgas Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan di Pasar Ramadan Yogyakarta

Reporter

Suasana Pasar Tradisional Kota Gede Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Suasana Pasar Tradisional Kota Gede Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19 Yogyakarta memerintahkan agar meningkatkan disiplin protokol kesehatan di lokasi yang berpotensi menimbulkan kerumunan, khususnya di Pasar Ramadan. 

Ketua Harian Satgas Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi mendapat laporan ada banyak Pasar Ramadan yang sudah bisa menjalankan protokol kesehatan dengan baik. "Tetapi, ada pula yang perlu perhatian," ujar Heroe, Ahad, 18 April 2021.

Menurut dia, di lapangan masih terjadi kerumunan kendati panitia Pasar Ramadan sudah memiliki persiapan yang cukup baik untuk penegakan protokol kesehatan. Oleh sebab itu, Satgas akan mengevaluasi untuk mendapatkan mekanisme yang tepat di lapangan. 

Upaya menekan kerumunan di antaranya dengan membatasi jumlah pedagang, pengunjung, pembatasan jam buka, hingga pengaturan arus lalu lintas menjadi searah.

"Pengaturan dan pengetatan-pengetatan tersebut perlu dilakukan karena saat ini kami tengah berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan grafik kasus," ujar Heroe.

Salah satu Pasar Ramadan di Kota Yogyakarta berada di Kecamatan Mantrijeron. Camat Mantrijeron, Affrio Sunarno, mengatakan sudah melakukan rapat ihwal persiapan pasar sore Ramadan bersama takmir masjid, Polsek dan Koramil.

Sejumlah aturan di pasar sore Ramadan tahun ini adalah pembatasan lapak hingga 50 persen, yaitu dari 356 menjadi 179 lapak. Jarak antarlapak minimal 2,5 meter, lalu lintas dibuat searah dari timur ke barat. Lalu mobil dilarang masuk, petugas berjaga dengan thermogun di pintu masuk.

"Kondisi di lapak relatif lancar karena makanan dibeli dan dibawa pulang. Kerumunan justru terjadi di masjid menjelang berbuka karena pembagian takjil dan shalat Maghrib," tutur Affrio.

Kecamatan lalu mengingatkan agar pembagian takjil diatur dengan protokol kesehatan. Caranya dengan mengurangi jumlah takjil yang dibagikan dari 3.000 kotak menjadi 2.000 kotak. Takjil pun hanya diberikan kepada jemaah yang sudah duduk di area masjid.

Namun pada akhir pekan, kata dia, animo masyarakat untuk datang ke pasar sore Ramadan cukup besar sehingga perlu dilakukan upaya mengingatkan kembali. 

"Jika masyarakat abai terhadap protokol kesehatan, maka kami khawatir seluruh usaha untuk mencegah penularan akan sia-sia. Harapannya, disiplin menjadi kunci utama dan imbauannya menahan diri untuk tidak berkerumun," ujar Affrio ihwal pasar Ramadan.

Baca juga: Pelapak Takjil di Pasar Klender Sambut Ramadan Lebih Baik: Mendingan Sekarang