TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Jimmy Gani yakin bisnis perdagangan bertumbuh pada Ramadan tahun ini. Keyakinan tersebut berdasarkan pada adanya pelonggaran operasional baik toko maupun restoran, khususnya di pusat perbelanjaan.
"Orang Indonesia kalau belanja sambil berekreasi. Kalau operasional tutup, daya tarik berkurang," ujarnya, Kamis, 16 April 2021.
Tak hanya itu, Aprindo melihat daya beli masyarakat mulai tumbuh kembali walaupun belum pulih 100 persen karena masih banyak orang kehilangan pekerjaan dan kehilangan pendapatan. Di awal Januari ini sejumlah orang sudah mulai mendapat pekerjaan atau lapangan usaha baru.
Di satu sisi, pemerintah pun memberi begitu banyak suntikan subsidi untuk membantu daya beli masyarakat. "Ini membuat kami optimistis," ucap Jimmy. Aprindo menargetkan pertumbuhan bisnis ritel di bulan suci ini sebesar 3-5 persen.
Angka tersebut terbilang rasional karena pada Ramadan tahun sebelumnya, bisnis ritel jati ke dalam jurang yang sangat dalam alias minus 6-7 persen. Padahal biasanya setiap peak season, bisnis ini mampu naik 9-10 persen.
Untuk mendorong pertumbuhan bisnis retail tersebut, Jimmy berharap agar mobilitas bisa lebih dilonggarkan, termasuk larangan mudik. Dia memastikan perusahaan retail telah menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat karena sangat berpengaruh terhadap reputasi apabila ditemukan kasus Covid-19. "Kami harap pemerintah melihat itu," katanya.
BISNIS
Baca: Pendapatan Jeblok Hingga 54,84 Persen, Ramayana Catat Kerugian Rp 112 Miliar