Anak Sulit Bangun untuk Sahur? Psikolog Bagikan Cara Mudahnya

Reporter

Editor

Mila Novita

Ilustrasi kurma/anak sahur. Shutterstock.com
Ilustrasi kurma/anak sahur. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tantangan orang tua saat mengajarkan anak berpuasa adalah membangunkan untuk makan sahur. Sering kali anak jadi rewel karena mereka biasanya anak biasa sedang terlelap di waktu itu. Itu sebabnya, orang tua perlu mengetahui trik agar anak tak sulit bangun sahur. 

Psikolog keluarga Ayoe Soetomo mengungkapkan kiat agar anak tidak sulit bangun sahur. Menurut Ayoe, orang tua sebaiknya memberi tahu soal seputar sahur dan Ramadan sejak jauh-jauh hari agar anak sudah mempersiapkan diri dan tahu dirinya harus bangun lebih pagi agar kuat berpuasa.

"Sebaiknya ajak anak mengetahui puasa Ramadan dari jauh-jauh hari atau beberapa hari sebelum puasa agar anak tidak sulit bangun sahur," kata Ayoe dalam webinar kesehatan, ditulis Sabtu.

Coba dengan mulai bercerita tentang kisah-kisah agama seperti cerita para nabi jelang tidur, misalnya.

Berbincanglah dengan buah hati bahwa sebentar lagi umat muslim akan melaksanakan puasa Ramadan yang melibatkan aktivitas sahur. Jelaskan apa kegunaan sahur, juga jam berapa dia harus bangun selama bulan puasa. Agar anak lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar beribadah selama Ramadan, libatkan juga anak dalam diskusi soal menu makan sahur.

"Biar tidak sulit, dari malam sudah ajak ngobrol, 'besok kita sahur ya jadi harus bangun pagi'. Atau ajak bantu siapkan menu masakan, lalu tanya mau menu apa," katanya.

Jika anak sudah siap dan bersemangat untuk puasa, aturlah jam tidur agar anak tidak lebih mudah dibangunkan pada dini hari.

Dia menyarankan orang tua untuk mulai mengenalkan puasa pada anak sejak usia empat tahun.

Cara mengenalkannya bukan dengan mengharuskan dia berpuasa secara penuh, tapi mengetahui rutinitas puasa seperti sahur pada pagi hari, juga kewajiban untuk menahan haus dan lapar hingga waktunya berbuka puasa.

Baca juga: 7 Tips Menjaga Pola Makan Sehat Selama Puasa Ramadan

Secara perlahan, seiring bertambahnya usia, ajak anak untuk belajar berpuasa mulai dari setengah hari hingga akhirnya bisa berpuasa hingga sehari penuh.

"Sesuaikan sama usia saja, jangan paksa anak yang masih terlalu kecil. Kalau dirasa kuat, tidak apa-apa dilanjutkan untuk berpuasa."

Ketika anak sedang belajar puasa, ada kalanya dia akan merasa tergoda untuk berbuka sebelum waktunya.

Untuk anak yang fisiknya sudah kuat untuk belajar puasa, anak bisa membuat mereka "lupa" dengan rasa lapar dan haus lewat aktivitas-aktivitas menarik dan menyenangkan seperti bermain.

Satu hal lain yang tidak boleh dilupakan orang tua adalah mengasosiasikan puasa dan bulan Ramadan sebagai kegiatan yang menyenangkan karena ada aktivitas seperti shalat tarawih berjamaah di rumah, juga sahur atau buka puasa bersama di rumah bersama orang tua.