Pertahankan Bentuk Aslinya, Masjid Bayan Beleq Wisata Religi Kuno di Lombok

Reporter

Masjid kuno yang berdinding bambu milik warga adat Wetu Telu, jadi lokasi penyelenggaraan ritual Maulid Adat. TEMPO/Supriyantho Khafid
Masjid kuno yang berdinding bambu milik warga adat Wetu Telu, jadi lokasi penyelenggaraan ritual Maulid Adat. TEMPO/Supriyantho Khafid

TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Lombok identik dengan wisata alamnya yang menawan, namun dibalik keindahan alamnya, terdapat wisata religi bersejarah yang patut untuk dikunjungi yaitu Masjid Bayan Beleq. Masjid Bayan Beleq berlokasi di Desa Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebagai masjid tertua di Lombok, yang dibangun sekitar 500 tahun lalu, arsitektur bangunan Masjid Bayan Beleq masih mempertahankan bentuk aslinya sejak pertama kali didirikan. Masjid Bayan tidak mudah untuk dikenali, ketika pertama kali melihatnya, karena arsitektur masjid ini tidak berbeda jauh dengan rumah rumah di sekitarnya.

Namun, hingga saat ini, belum diketahui pasti siapa yang mendirikan Masjid Bayan Beleq. Masih sipang siur siapa yang mendirikannya, ada yang mengatakan pendirinya adalah Syeh Gaus Abdul Razak yang merupakan penyebar agama islam di Bayan sekitar abad ke-16. Versi lainnya, disampaikan oleh seorang  juru kunci masjid, Raden Palasari bahwa Masjid Bayan dibangun sekitar abad ke-15 oleh Sunan Prapen.

Berdasarkan informasi dari Babad Lombok, Sunan Prapen kala itu menjadikan Desa Bayan sebagai persinggahan pertama kali ia beserta pengirinnya dan ulama-ulama kala itu. Dalam rangka memaksimalkan penyebaran agama Islam di sana, maka dibangunlah Masjid Bayan Beleq sebagai tempat salat, membaca Alquran, kajian Islam, dan kegiatan Islam lainnya. Selain itu, dijadikan sebagai Pusat Pendidikan Islam dan tempat mualaf masyarakat Lombok yang baru memeluk Islam maupun yang ingin memeluk Islam.

Tidak terlalu luas, bangunan Masjid Bayan Beleq berukuran 9 x 9 meter. Masih sangat tradisional dan sederhana, bangunan Masjid Bayan Beleq, dindingnya terbuat dari anyaman bambu, puncak Masjid Bayan Beleq hanya berupa tiang, atapnya berbentuk tumpeng yang terbuat dari jerami. Lantainya terbuat dari tanah yang ditutupi tikar buluh, kemudian pondasi masjid terbuat dari batu batu kali. Berbeda dari masjid modern pada umumnya diberi simbol bulan bintang, tetapi Masjid Bayan Beleq tidak.

Ketika memasuki masjid dengan pintu yang tidak terlalu tinggi, dapat dilihat bagian dalam masjid di tiang atap masjid tergantung sebuah bedug yang terbuat dari kayu. Selain bedug, juga terdapat empat pilar yang merupakan symbol dari empat desa yang turut membantu dalam pembangunan masjid.

Berdasarkan informasi yang didapat dari Pemangku Adat, empat pilar tersebut mempunyai fungsi yang berbeda beda. Pada pilar sebelah Tenggara difungsikan untuk Khatib, tiang di sebelah Timur Laut untuk Lebai, tiang di sebelah Barat Laut untuk Mangku Bayan Timur, sedangkan tiang sebelah Barat Daya untuk Penghulu. Selain empat pilar utama, terdapat pula 28 buath tiang yang mengelilingi masjid, termasuk dua buah tiang Mihrab.

Berbeda dari penggunaan Masjid Bayan Beleq dahulu, kini masjid itu hanya digunakan ketika perayaan hari besar Islam, seperti Iedul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, tahun baru Islam, dan lain-lain.

Memiliki akses yang terbatas, hanya para kyai yang diperbolehkan memasuki Masjid Bayan Beleq. Diantaranya adalah Kyai Pengulu, Kyai Ketip, Kyai Lebe, Kyai Modin, Kyai Raden dan Kyai Santri.

Hal tersebut dilakukan karena ukurang masjid yang tidak terlalu besar dan hanya dapat menampung empat puluh orang, maka dari itu hanya pemuka  agama dari perwakilan setiap daerah Lombok yang diijinkan shalat di Masjid Bayan Beleq dan masyarakat biasa tidak diperbolehkan menggunkan masjid ini. Untuk mencegah masuknya sembarang orang, maka pintu masjid jarang dibuka.

Masjid Bayan Beleq sebagai destinasi wisata religi ramai dikunjungi wisatawan ketika perayaan hari besar Islam dilaksanakan. Tidak hanya sekedar dapat melihat lihat, para wisatawan juga dapat mengikuti prosesi upacara. Selain itu diwajibkan untuk mengikuti peraturan yang ada, misalnya diharuskan menggunakan baju adat sasak seperti dodot dan sapuk.

WILDA HASANAH

Baca: Murid Sunan Kalijaga Dirikan Masjid Bayan Beleq di Lombok