Gua Hira Menjadi Saksi Banyak Peristiwa Perjalanan Islam

Reporter

Sejumlah umat muslim berdoa di Gua Hira, tempat Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama di puncak Jabal Nur, Mekah, 21 September 2015. REUTERS/Ahmad Masood
Sejumlah umat muslim berdoa di Gua Hira, tempat Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama di puncak Jabal Nur, Mekah, 21 September 2015. REUTERS/Ahmad Masood

TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi tempat yang sangat mulia dan kerap dijadikan sebagai tempat berziarah oleh seluruh jemaah haji, Gua Hirau merupakan tempat diturunkannya wahyu yang pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW yaitu kitab suci Al-Qur'an seperti yang terkandung dalam Surat Al‘alaq 1-5.

Gua Hirau merupakan, gua yang berlokasi di kota Mekah tepatnya 5 km dari arah timur laut Masjidil Haram, dan terletak di atas gunung tandus dengan batuan yang bernama Jabal An Nur.

Berziaran ketempat ini, biasanya para jama'ah haji akan menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, sebab harus melewati track dakian sekitar 645 m di atas gunung batuan yang memiliki ketinggian sekitar 281 m dari dasar tanah. Selain itu jika ingin menuju gua terpencil, setidaknya ada sekitar 1.000 anak tangga yang harus dilalui.

Berada ditempat tersebut, mengingatkan kita akan sebuah sejarah terpenting dimasa Rasullullah SAW. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadan 13 tahun sebelum Hijriyah, dimana saat itu Allah SWT menurunkan wahyu pertama kali kepada Rasulullah SAW saat beliau sedang bersemedi di Gua Hirau.

Seperti yang dilangsir dari kitab Nurul Yakin menjalaskan bahwa, ketika Rasulullah SAW berusia 40 tahun, saat itu diutuslah Rasulullah saw oleh Allah sebagai penyampai kabar gembira, pemberi peringatan serta penyeru kebenaran atas seluruh perintah Allah yang terang benderang menerangi setiap hati manusia.

Dimana wahyu tersebut dimulai dengan mimpi yang benar-benar nyata dan tidak seorangpun yang ada dalam mimpi tersebut melaikan mimpi yang benar dalam kondisi yang terjaga.

Kemudian, turunlah ar-Ruhul Amin atau Jibril kepada Nabi saw ketika Beliau saw sedang beribadah di Gua Hira. Jibril mengajarkan Nabi saw bagaimana seharusnya Rasulullah saw memimpin manusia ke jalan yang lurus dengan agama yang benar.
Saat itu juga Malaikat Jibril membisikkan Wahyu pertama dari Allah SWT berupa surat Al-Alaq ayat 1 sampai ayat 5 kepada Nabi Muhammad SAW.

Jibril mengatakan: Iqra' (bacalah, oleh mu wahai Muhammad).
Rasulullah menjawab: Aku tidak bisa membaca.
Maka malaikat Jibril langsung mendekap Nabi Muhammad SAW hingga merasa kepayahan dengan menyampaikan perintah (Iqra') sebanyak tiga kali.
Seperti yang dijelaskan oleh Abu Hasal 'Ali al-Hasani an-Nadwi, dalam kitabnya Sirah Nabawiyah.

Setelah kejadian tersebut, Malaikat Jibril akhirnya melepaskan Nabi Muhammad dan menyampaikan firman Allah. "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya," kata malaikat Jibril. Seperti yang terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. 

Dengan diturunkan wahyu di Gua Hira tersebut menjadi penanda turunnya Alquran atau nuzulul quran, sekaligus menjadi hari yang pertama Muhammad diangkat sebagai nabi.

SABAR ALIANSYAH PAPANJAITAN 

Baca: Semangat Para Jamaah untuk berdoa di Gua Hira