Berbagai Keutamaan Hari Jumat dalam Islam

Reporter

Salat berjamaah di Masjid Babah Alun Desari yang terletak di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat, 12 Februari 2021. ANTARA/Laily Rahmawaty
Salat berjamaah di Masjid Babah Alun Desari yang terletak di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat, 12 Februari 2021. ANTARA/Laily Rahmawaty

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Jumat dipandang istimewa oleh umat Islam sebab hari Jumat memiliki keistimewaan yang lebih bila dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Allah SWT menganugerahkan banyak keutamaan hari Jumat bagi umat Nabi Muhammad SAW yang tidak diberikan kepada umat-umat nabi terdahulu. Hari Jumat merupakan hari di mana para makhluk diciptakan, begitu pula bapak para manusia, Nabi Adam AS juga diciptakan di hari yang mulia ini. Selain itu, di hari Jumat-lah Nabi Adam diturunkan ke Bumi dan kelak kiamat akan datang di hari Jumat.

Terdapat banyak dalil tentang keutamaan hari Jumat, dikutip dari nu.or.id, bahkan beberapa ulama secara khusus membahas keutamaan hari Jumat dalam sebuah buku, seperti kitab al-Lum:ah Gi Khashaish al-Jumat karya Syekh Jalaluddin al-Suyuthi. Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Syafi’i dan Imam Ahmad dari Sa’ad bin ‘Ubadah bahwa hari Jumat merupakan raja segala hari di sisi Allah, saking utamanya, bahkan hari Jumat lebih utama daripada hari raya idul Adha dan Idul Fitri. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini,

Artinya: “Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fithri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali shilaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat”.

Di dalam hadis tersebut, Rasulullah menerangkan tentang lima keutamaan hari Jumat, yakni hari diciptakannya Nabi Adam AS serta hari di mana Nabi Adam AS diturunkan dari surga, di hari Jumat pula Nabi Adam AS diwafatkan oleh Allah SWT. Keutamaan lain, hari Jumat merupakan hari yang mustajab alias ampuh untuk berdoa, Allah akan mengabulkan doa seorang muslim kecuali doa untuk meminta dosa dan memutus silaturahim. Dalam hadis tersebut Rasulullah juga mengungkapkan bahwa hari kiamat terjadi pada hari Jumat, bahkan malaikat, langit, bumi, angin, gunung, dan baru pun merasa khawatir di hari Jumat karena hari itulah kelak kiamat akan datang.

Lalu mengapa benda mati seperti langit, bumi, dan batu merasa khawatir? Dikutip dari NU Online, Syekh Ihsan bin Dakhlan dalam kitab Manahij al-Imdad yang dicetak di Ponpes Jampes, Kediri, menjelaskan mengenai peristiwa tersebut.

“Maksudnya, Allah menciptakan kepada makhluk-makhluk tidak bernyawa ini pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi pada hari Jumat tersebut. Rahasia dari kekhawatiran mereka adalah bahwa hari kiamat sebagaimana telah dijelaskan terjadi pada hari Jumat di antara waktu Subuh dan terbitnya matahari. Maka tidaklah binatang-binatang kecuali khawatir akan datangnya hari kiamat pada pagi hari Jumat ini. Saat pagi hari tiba, mereka memuji kepada Allah dan memberi ucapan selamat satu sama lain, mereka mengatakan; ini hari baik. Kiamat tidak terjadi pada pagi hari ini”.

Hari Jumat adalah hari diwajibkan bagi kaum muslimin terutama yang laki-laki untuk menuaikan ibadah salat Jumat. Saking utamanya hari Jumat, menjalankan salat Jumat merupakan hajinya bagi orang-orang yang tidak mampu. Imam al-Qadla’i dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

Artinya: “Jumat merupakan hajinya orang-orang fakir.”

Selain itu, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan At-Tirmizi dan Al-Hakim, Rasulullah pernah bersabda, bahwa seorang muslim yang membasuh pakaian dan kepalanya, mandi kemudian bergegas ke masjid untuk menunaikan salat Jumat, berjalan kaki, tidak terlambat mendengarkan khotbah, duduk dekat dengan imam, mendengar serta memperhatikan apa yang disampaikan khatib, maka setiap langkah kakinya diganjar dengan pahala ibarat puasa dan salat selama setahun.

“Barang siapa membasuh pakaian dan kepalanya, mandi, bergegas salat Jumat, menemui awal khotbah, berjalan dan tidak menaiki kendaraan, dekat dengan Imam, mendengarkan khotbah dan tidak bermain-main, maka setiap langkahnya mendapat pahala berpuasa dan salat selama satu tahun. (HR. Al-Tirmidzi dan al-Hakim).

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: 8 Amalan Hari Jumat ini Untuk Meraih Keberkahan