Impor Kurma Mulai Naik Sejak Januari, Berikut Tiga Negara Utama Pemasok

Penjual menata kurma dagangannya menjelang bulan suci Ramadan, di tengah pandemi penyakit coronavirus (COVID-19), di Peshawar, Pakistan, 9 April 2021. REUTERS/Fayaz Aziz
Penjual menata kurma dagangannya menjelang bulan suci Ramadan, di tengah pandemi penyakit coronavirus (COVID-19), di Peshawar, Pakistan, 9 April 2021. REUTERS/Fayaz Aziz

TEMPO.CO, JakartaBadan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya kenaikan impor barang konsumsi, termasuk kurma, pada Maret 2021 sebesar 15,51 persen. Kurma menjadi salah satu komoditas yang memperlihatkan kenaikan impor jelang Ramadan.

Secara bulanan dengan nilai total impor mencapai US$1,41 miliar. Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan impor kurma pada Maret mencapai US$17,1 juta. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan impor pada Januari 2021 yang bernilai US$10,3 juta dan pada Februari di angka US$14,9 juta.

“Karena tidak diproduksi di dalam negeri, kita mengimpor kurma dan ini sudah terlihat sejak Januari,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Kamis 15 April 2021.

Sejumlah negara Timur Tengah menjadi pemasok utama komoditas yang kerap dikonsumsi saat berbuka puasa tersebut. Tiga negara pemasok kurma terbesar adalah Mesir, Tunisia, dan Arab Saudi. 

“Terdapat kenaikan impor jelang Ramadan, [termasuk] dalam hal ini pemerintah selalu menjaga pasokan pangan agar tidak menimbulkan gejolak,” kata Kepala BPS ini.

Selain kurma, sejumlah barang konsumsi yang mengalami kenaikan besar sepanjang Maret adalah vaksin untuk manusia yang berasal dari China, susu dan bubuk krim dari Selandia Baru, gula mentah dari India, mesin AC dari Thailand, dan jeruk mandarin dari China.

BACA: Arab Saudi Berikan 13 Ton Kurma dan 3.000 Paket Sembako untuk Muslim Indonesia