Muslim Amerika Dianjurkan Tidak ke Masjid jika Belum Divaksin

Seorang umat Muslim berbuka puasa di masjid Islamic Center of Bay Ridge, Rabu 23 Juli 2014, di New York, Amerika Serikat. Malam lailatul Qadar merupakan malam di mana nabi Muhammad SAW menerima wahyu al-Quran. Robert Nickelsberg/Getty Images
Seorang umat Muslim berbuka puasa di masjid Islamic Center of Bay Ridge, Rabu 23 Juli 2014, di New York, Amerika Serikat. Malam lailatul Qadar merupakan malam di mana nabi Muhammad SAW menerima wahyu al-Quran. Robert Nickelsberg/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Meski Muslim Amerika telah diperbolehkan untuk Salat Tarawih, organisasi dokter Muslim menganjurkan sejumlah pembatasan. Salah satunya, sebaiknya hanya Muslim yang telah divaksin saja yang mengikuti Salat Tarawih atau ibadah berjamaah.

"Secara pribadi saya mendukung ada paspor vaksin sekarang. Masjid sebaiknya membatasi jumlah orang yang bisa mengikuti Salat berjamaah dengan meminta bukti mereka telah divaksin," ujar Presiden Professional Kesehatan Muslim Amerika Serikat, Hasan Shanawani, dikutip dari CNN, Rabu, 14 April 2021.

Shanawani menjelaskan, dia lebih memilih Masjid hanya mengizinkan jemaat yang sudah divaksin karena ancaman COVID-19 masih nyata. Apalagi, kata ia, sekarang beredar varian baru COVID-19 yang diketahui lebih mudah menyebar. Dengan situasi seperti itu, Shanawani menganggap "berkumpul" di masjid bukan situasi yang ideal.

Shanawani bisa paham bahwa kebanyakan Muslim pasti sudah rindu berkumpul dan beribadah berjamaah di Masjid. Ia meminta Muslim Amerika untuk bersabar hingga situasi kondusif.

"Salah satu ajaran utama Ramadan adalah soal bersabar dan menahan diri. Saya tahu kita ingin segara kembali ke situasi normal, tapi sebaiknya menunggu sedikit lebih lama lagi, meski berarti satu tahun lagi bertahan di rumah selama Ramadan," ujar Shanawani.

Satgas Nasional Muslim Amerika untuk COVID-19 (NMTF) dan Koalisi COVID Nasional untuk Muslim Kulit Hitam (NBMCC) memberikan pernyataan berbeda. Menurut mereka, Salat jamaah di Masjid masih aman apabila protokol kesehatan benar-benar diikuti. Beberapa di antaranya adalah berwudhu di rumah, memakai masker selama di masjid, jangan pergi ke masjid apabila sakit, beribadah di luar ruangan, dan sebagainya.

Per berita ini ditulis, Amerika tercatat memiliki 32 juta kasus dan 577 ribu kematian akibat COVID-19. Dalam 24 jam terakhir, kasus dan korban meninggal baru bertambah 70 ribu serta 756 orang. 

Baca juga: Satgas Muslim Amerika Jamin Vaksin COVID-19 Halal

ISTMAN MP | CNN