Mengenalkan Anak Puasa Ramadan dengan Hadiah Boleh Saja, Asalkan

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

Ilustrasi anak dan Ramadan. AP
Ilustrasi anak dan Ramadan. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kebiasaan orang tua ketika mengajarkan anak berpuasa Ramadan adalah dengan memberi iming-iming. Entah itu berupa mainan atau bahkan uang. Hal itu biasanya dilakukan agar anak semangat menjalankan puasa Ramadan.

Psikolog klinis anak dan remaja dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia (UI), Andini Sugeng, mengatakan pemberian hadiah merupakan sebuah penyemangat bagi anak untuk menjalankan puasa. Namun, hadiah tersebut jangan sampai mengalahkan tujuan utama dari berpuasa yakni beribadah.

"Boleh enggak apa-apa karena anak-anak ini kan masih di fase konkrit ya, iming-iming ini kan tujuannya untuk semangat tapi harus hati-hati ketika iming-iming ini menjadi tidak sesuai dengan yang dilakukan oleh si anak," ujar Andini kepada ANTARA pada Rabu. "Misalnya dari usahanya, iming-imingnya terlalu besar dan nanti malah jadi enggak berharga dan enggak berkesan."

Pemberian hadiah karena berhasil melewati masa 30 hari penuh saat Ramadan adalah hal yang wajar, bahkan kebiasaan ini sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Akan tetapi, hadiah ini baiknya disesuaikan dengan kebutuhan sang anak, seperti untuk perlengkapan Lebaran atau persiapan menjelang tahun ajaran baru sekolah.

"Kecil kan kita suka dikasih iming-iming, enggak apa-apa tapi pakai syarat. Misalnya gini, hadiahnya pas Lebaran ya karena dibutuhkan anak itu, entah baju tapi bukan berarti Lebaran harus baju baru," kata Andini. "Tapi bersamaan juga dengan Lebaran kan mau mendekati tahun ajaran baru, bisa juga disesuaikan dengan itu juga. Yang penting tidak membuat anak pengin puasa karena mau dapat hadiah."

Sedangkan untuk mengajari anak berpuasa memiliki berbagai tahapan mulai dari siapa saja yang berpuasa, apa yang dilakukan saat puasa, kapan waktunya dan bagaimana cara melakukannya. Misalnya untuk mengajarkan anak yang baru pertama kali memulai puasa, orangtua bisa memberikan penjelasan melalui contoh yang konkrit atau dapat dilihat serta dirasakan anak, bukan berdasarkan telaah yang abstrak.

Baca juga: Tetap Bugar kala Puasa Ramadan dengan Olahraga yang Tepat