Alexei Navalny Ingin Mengaji Al Quran di Penjara Saat Ramadan

Gestur pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Pengadilan Moskow menghukum Alexei Navalny dengan penjara 3,5 tahun.  Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Gestur pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Pengadilan Moskow menghukum Alexei Navalny dengan penjara 3,5 tahun. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis anti-korupsi dan oposisi Pemerintah Rusia yang nyaris mati diracun, Alexei Navalny, memiliki permintaan khusus untuk menghabiskan waktu di penjara saat Ramadan berlangsung. Ia meminta Al Quran. Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Alexei Navalny ingin mempelajari Al Quran selama menjalani hukuman penjara di Vladimir.

Sayangnya, keinginan itu tidak dipenuhi. Navalny, yang seorang Nasrani, menyatakan sipir penjara tidak memperbolehkannya untuk mendapat Al Quran atau buku apapun. Merespon hal tersebut, Alexei Navalny menyatakan bakal menggugat otoritas lapas tempat ia ditahan.

"Mempelajari Al Quran secara mendalam adalah salah satu target yang saya tetapkan sejak divonis penjara. Masalahnya, mereka (penjara) tidak memperbolehkan saya membaca Al Quran," ujar Navalny via postingan instagram, Selasa, 13 April 2021.

Navalny menjelaskan, otoritas lapas enggan memberikannya akses ke buku apapun, termasuk Al Quran, karena mereka khawatir buku yang ia pesan mengandung materi ekstrimisme. Alhasil, setiap buku yang ia pesan atau ingin baca harus diseleksi dulu oleh otoritas lapas dan hal tersebut, kata Navalny, bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat mendengarkan pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman mendesak Rusia segera membebaskan Navalny. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS

"Buku adalah segalanya untuk kita dan saya harus memperjuangkan hak saya untuk membaca. Saya akan menggugat," ujar Alexei Navalny menegaskan.

Navalny menambahkan, dirinya juga akan mogok makan selama Ramadan ini. Bukan dalam konteks berpuasa, hal itu ia lakukan sebagai bentuk protes kepada otoritas lapas yang menolak permintaannya untuk bertemu dengan dokter perihal penyakit punggu dan kaki.

Diberitakan sebelumnya, Alexei Navalny divonis penjara 2,5 tahun karena dianggap melanggar penangguhan hukumannya perihal kasus penipuan di tahun 2014. Menurut Alexei Navalny, hal itu mengada-ada karena ia menyakini urusannya dengan perkara itu sudah beres. Pengadilan HAM di Eropa mendukung klaim Navalny, menyebut lembaga hukum Rusia telah bertindak sewenang-wenang.

Adapun Alexei Navalny sempat nyaris mati tahun lalu ketika diracun dengan Novichok. Ia diracun dalam perjalanan dari Serbia ke Moskow. Untungnya, ia berhasil selamat karena pesawat mendarat darurat untuk melarikannya ke rumah sakit. Navalny menyakini Pemerintah Rusia sebagai dalang di balik upaya pembunuhannya. Rusia membantah tuduhan itu dan menyatakan bersedia terlibat investigasi kasusnya.

Baca juga: Kesehatan Alexei Navalny di Penjara Memburuk

ISTMAN MP | AL JAZEERA