Warga Mesir Bisa Ibadah di Masjid dan Makan di Kafe Ramadan Ini

Seorang pria memakai masker yang diberikan Bassem Raaof, dengan kostum Batman dalam rangka menyemarakkan perayaan Natal di tengah pandemi Covid-19 di Kairo, Mesir, 17 Desember 2020. Raaouf merupakan seorang penggemar buku komik fiksi superhero. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Seorang pria memakai masker yang diberikan Bassem Raaof, dengan kostum Batman dalam rangka menyemarakkan perayaan Natal di tengah pandemi Covid-19 di Kairo, Mesir, 17 Desember 2020. Raaouf merupakan seorang penggemar buku komik fiksi superhero. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

TEMPO.CO, Jakarta - Meski Pandemi COVID-19 masih mengancam, warga Mesir menjalani Ramadan tahun ini dengan suasana berbeda dibanding tahun lalu. Dikutip dari kantor berita Reuters, Ramadan di Mesir kali ini lebih longgar dengan beberapa aktivitas sudah diperbolehkan berjalan dengan normal.

Salah satunya berhubungan dengan kafe dan restoran. Pada Ramadan tahun lalu, warga Mesir tidak diperbolehkan untuk makan di dalam kafe dan restoran. Makanan yang dipesan harus dibawa pulang. Tahun ini, warga Mesir diperbolehkan makan di tempat.

Hal senada berlaku untuk masjid. Tahun lalu, masjid ditutup semuanya walaupun ada ibadah Tarawih sepanjang Ramadan. Sekarang, warga diperbolehkan untuk beribadah lagi di masjid walaupun jarak fisik dan protokol kesehatan wajib dipatuhi.

"Ada perbedaan yang begitu kentara antara tahun ini dan tahun lalu," ujar salah satu warga Mesir, Amira Karim, Selasa, 13 April 2021.

Selain warga sudah boleh beribadah di masjid dan makan di kafe, jam malam pun tidak berlaku tahun ini. Alhasil, warga Mesir lebih leluasa bergerak, termasuk berbelanja untuk kebutuhan Ramadan. 

Di Mesir, hari pertama Ramadan umumnya dihabiskan warga untuk berbelanja. Adapun belanjaan utamanya adalah lentera serta manisan. Pantauan Reuters, pasar-pasar tradisional di Kairo sudah dipenuhi warga yang beberapa di antaranya tak memakai masker.

Per berita ini ditulis, Mesir mencatatkan 211.307 kasus dan 12.847 kematian akibat virus COVID-19. Menurut keterangan otoritas kesehatan setempat, jumlah kasus harian naik dengan angka terakhir sebelum Ramadan adalah 800 kasus per hari. Oleh karenanya, meski Ramadan kali ini lebih longgar, otoritas meminta warga untuk tetap patuh jarak sosial dan protokol kesehatan seperti memakai masker. Jika tidak, gelombang ketiga bisa meletus.

Perihal vaksinasi COVID-19, situasi di Mesir masih jauh dari ideal. Meski kampanye vaksinasi sudah berjalan, angkanya masih kecil akibat keterbatasan suplai vaksin dari COVAX. Vaksin yang diterima Mesir sejauh ini adalah Sinopharm dan AstraZeneca.

Baca juga: Mesir Pertimbangkan Perluas Terusan Suez

ISTMAN MP | REUTERS