Berkah Ramadan Pedagang Takjil Benhil

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Pedagang menjajakan makanan untuk berbuka puasa atau takjil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Jumat, 24 April 2020. Pemprov DKI mengizinkan pedagang makanan dan minuman di kawasan tersebut untuk menjual takjil selama bulan Ramadhan dengan ketentuan tetap mengikuti aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). ANTARA/Rivan Awal Lingga
Pedagang menjajakan makanan untuk berbuka puasa atau takjil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Jumat, 24 April 2020. Pemprov DKI mengizinkan pedagang makanan dan minuman di kawasan tersebut untuk menjual takjil selama bulan Ramadhan dengan ketentuan tetap mengikuti aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). ANTARA/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Jakarta - Pelonggaran yang dilakukan Pemprov DKI memberi berkah bagi para pedagang takjil di Bendungan Hilir pada Ramadan tahun ini. Para pedagang kaki lima di kawasan Bendungan Hilir tampak membuka lapaknya di sepanjang jalan di pusat Ibu Kota itu.

"Macam-macam ada kolak, mi goreng sampai gorengan dan es buah kami jual," kata Rizki, 21 tahun, salah satu pedagang takjil di Bendungan Hilir atau Benhil, Jakarta Pusat, Selasa, 13 April 2021.

Rizky pada hari biasa adalah pedagang sop ayam dan soto mi bersama ibunya di kawasan itu. Selama Ramadan, ia menjadi pedagang takjil.

Selain Rizky, ada warga Pancamarga lainnya yang ikut berdagang takjil yaitu Irma, 41 tahun. Dia menjual aneka gorengan, lontong, pastel, dan tahu berontak, hingga kolak pisang yang sudah dibungkus dalam gelas plastik.

Irma mengaku omset saat berjualan takjil lebih tinggi ketimbang hari biasa. "Mungkin bisa sampai Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu kalau habis semuanya," ujar dia.

Senada dengan itu, Muslihatun (37) yang biasanya berdagang ketoprak di depan Masjid Al Falah, mengaku antusias dengan datangnya Ramadhan. Apalagi di tahun ini pemerintah mengizinkan warga menjadi pedagang takjil.

Setiap tahun selama Ramadhan, dia berjualan lima jenis hidangan manis, seperti kolak hingga pacar cina. Ia mengaku omzet yang didapat dari berjualan takjil jauh lebih besar dibandingkan berjualan ketoprak.

"Harapannya bisa seperti tahun-tahun sebelum pandemi. Biasanya bisa 200 cup, tahun ini mungkin hanya bisa 150 cup," kata dia.

Gubernur DKI Anies Baswedan pada Ramadan tahun ini melakukan pelonggaran. Para pedagang kaki lima diperbolehkan lagi berjualan takjil. Pada awal masa pandemi, para pedagang dilarang berjualan demi mencegah kerumunan.

Baca juga: Cegah Kerumunan, Satpol PP Bandung Awasi Penjualan Takjil