Antisipasi Inflasi, 150 Mubaligh Dilatih Soal Belanja Hemat Menjelang Ramadan

Reporter

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Riau melatih 150 mubaligh di wilayah Riau guna mendakwahkan tentang perilaku belanja hemat dan bijak kepada masyarakat dalam upaya mengantisipasi terjadinya inflasi menjelang Ramadan dan hari raya Idul Fitri 1442 H.

"Sebab menjelang Ramadan dan hari raya Idul Fitri 1442 H, cenderung terjadi gejolak harga bahan kebutuhan pokok di pasar akibat permintaan meningkat," kata Asisten Direktur dan Kepala Tim Implementasi Kajian Ekonomi Keuangan Daerah BI KPw Riau, Adhi Nugroho kepada pers di Pekanbaru, Jumat, 9 April 2021.

Dia mengatakan, dampak inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

Untuk itu, ujar dia, peran mubaligh diharapkan untuk memberikan ceramah masyarakat tidak berbelanja berlebihan apalagi masih dalam masa pandemi Covid-19. "Pelatihan digelar tetap menerapkan protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker dan menghindari kerumunan," katanya.

Bank Indonesia (BI) merilis juga bahwa inflasi adalah diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum, terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Sementara itu, menurut Adhi, BI mengundang pemateri Prof. Dr. Akbarizan, yang akan berceramah tentang belanja hemat bagi masyarakat. Materi tersebut, nantinya dapat disampaikan oleh para mubaligh saat ceramah di masjid-masjid.

Dalam kesempatan tersebut para mubaligh juga diberikan penjelasan tentang wakaf uang dari sisi ilmu fiqih antara lain tentang dasar-dasar wakaf menurut Al-Quran, jenis-jenis wakaf, pengelolaan wakaf dan lain-lain.

"Selain mendorong gerakan wakaf uang, paling penting mubaligh juga mengajak masyarakat berbelanja dengan bijak selama Ramadan dalam upaya menjaga inflasi tetap rendah dan stabil," katanya.

Menurut dia, peran para mubalig di kalangan masyarakat sangat penting. Lewat dakwah, BI berharap nantinya pesan yang disampaikan akan bisa terkomunikasikan dengan baik.

"Nantinya tiap mubalig akan mendapatkan kode QRIS, untuk mendukung gerakan wakaf uang tersebut. Jadi masyarakat bisa membayarkan dengan sistem digital melalui QRIS. Sedangkan dalam penyaluran wakaf, BI juga menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga pengumpul infak, zakat, dan wakaf yang resmi seperti Badan Wakaf Indonesia, Dompet Dhuafa dan lainnya," kata Adhi.

ANTARA