Rajin Tadarus Alquran, Ini 5 Manfaatnya

Reporter

Umat muslim membaca Al Quran di Masjid Istiqlal, Jakarta, 3 Juni 2017. Pada bulan Ramadan 1438 H umat muslim banyak membaca Alquran (tadarus), berdoa dan dzikir di masjid. TEMPO/Fajar Januarta
Umat muslim membaca Al Quran di Masjid Istiqlal, Jakarta, 3 Juni 2017. Pada bulan Ramadan 1438 H umat muslim banyak membaca Alquran (tadarus), berdoa dan dzikir di masjid. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Tadarus Alquran merupakan salah satu ladang meraup pahala kebaikan yang tercurah di bulan Ramadan, seluruh umat muslim melakukannya selain salat tarawih dan puasa. Menjadi bagian rukun iman dalam Islam tadarus mengamalkan apa yang ada di dalam Alquran.

Tadarus berasal dari bahasa arab  daroosa-yadruusu itu pun berarti mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji dan mengambil pelajaran. Penambahan kata “ta” di depannya, merubah maknanya menjadi “lebih dalam”. Jika di simpulkan berarti makna tadarus yakni menelaah lebih dalam, mengkaji lebih dalam, mempelajari isi Alquran lebih dalam sehingga bisa mengambil pelajaran baik dalam Alquran.

Adapun manfaat yang dilakukan tadarus Alquran selama Ramadan , ialah sebgai berikut:

  1. Berbagi Ilmu

Seperti definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  makna tadarus, yaitu membacaan alquran secara bersama-sama selama bulan ramadan. Membaca bersama-sama ini dilakukan secara kelompok atau terkumpul dalam majelis taklim. Bagi yang memiliki pengetahuan seputar membaca Alquran, saat tadarus ini bisa saling berbagi bisa dalam bentuk nasehat, tulisan, saran. Sebab ilmu yang dibagikan bukan hanya bermanfaat bagi kebaikan agama, tapi juga kebaikan akhirat. Keutamaan berbagi ilmu juga disampaikan oleh Rasulullah saw.

Barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun.” (HR. Muslim no. 1017)

Dan bayangkan dengan ilmu yang kita miliki kemudian kita amalkan kepada orang lain, lantas orang itu mengambil kebaikan dan mengerjarkannya. Orang pertama yang berbagi ilmu tersebut akan diganjari pahala-pahal dari orang yang mendapatkan berbagi ilmu tersebut. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah Saw yang berbunyi

“Barang siapa ayang menunjukkan kebaikan maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim No. 1893).

Baca: Tadarus Alquran Populer Selama Ramadan, bagaimana Melaksanakannya?

  1. Bertafakur

Tafakur berasal dari bahasa arab Tafakkara yang berarti memikirkan atau mempertimbangkan perkara. Dalam KBBI, tafakur berarti renungan, perenungan, merenung, menimbang-nimbang dengan sungguh-sungguh, atau berarti pula mengheningkan cipta adapun menurut hakikatnya tafakur suatu kesadaran untuk mendapatkan bukti adanya Allah Swt dan kekuasan-Nya yang bermuara pada keyakinan, manusia dengan melihat di sekelilingnya mengetahui kondisi yang baik dan buruk dengan kekuatan iman dan akal melahirkan ketenangan dan kebaikan sehingga makin kokohlah keyakinan terhadap Allah Swt.

Tafakur sendiri mempunyai perintah khusus dari Allah Swt melalui ayat-ayatnya yang berada di dalam alquran surah Ali Imran ayat 190-191 yang berbunyi :

“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”

  1. Muhasabah Diri

Dengan membaca semua keuasaan yang allah torehkan di dalam alquran, akan membuat manusia sadar bahwa keberadaan dirinya di dunia ini bukanlah apa-apa. Dan seluruh yang ada di dunianya tak lebih dari seberat sayap nyamuk. Sebuah hadis menjelasakan bahwa kehidupan di dunia ini hanya umpamanya seseorang yang musafir maka banyak-banyaklah berbuat kebaikan sebagai bekal akhirat.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada apa antara aku dengan dunia ini? Tidaklah aku di dunia ini kecuali bagaikan seorang pengendara/penempuh perjalanan yang berteduh di bawah sebuah pohon. Kemudian dia beristirahat sejenak di sana lalu meninggalkannya” (HR. Tirmidzi, hadis hasan shahih)

  1. Mensyukuri Nikmat Allah Swt

Karena sering di sibukkan denga urusan dunia, sehingga sering dengan prestasi yang ukur materi. Padahal di banyak sisi banyak nikmat yang dilimpahkan Allah Swt kepada hambanya dalam bentu lain. Hal ini membuat kurang bersyukur. Sebuah hadis yang membuat kita menjadi sadar atas nikmat-nikmat allah disebutkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian -dalam hal dunia- dan janganlah kalian melihat orang yang lebih di atasnya. Karena sesungguhnya hal itu akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat yang Allah berikan kepada kalian” (HR. Muslim)

  1. Sebagai Sumber Motivasi.

Banyaknya tekanan hidup  dunia ini, arang melintang masalah yang dihadapi manusia tak jarang membuat kita lepas arah. Apalagi kehidupan yang jauh dari Alquran, maka memenuhi Ramadan dengan amal baik seperti tadarus Alquran membuat motivasi kita menjadi lebih baik. Seperti sebuah ayat Alquran surah Al-Baqarah 216 yang artinya “Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui“.

 TIKA AYU