Ini 5 Pesan Wali Kota Bogor Bima Arya di Hari Idul Fitri 2020

Walikota Bogor Bima Arya (48) berpose di kediamannya di Bogor, Jabar. Bima Arya dinyatakan positif terinfeksi corona 17 Maret 2020, menjalani isolasi di RSUD Kota Bogor dan dinyatakan negatif pada 18 April. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Walikota Bogor Bima Arya (48) berpose di kediamannya di Bogor, Jabar. Bima Arya dinyatakan positif terinfeksi corona 17 Maret 2020, menjalani isolasi di RSUD Kota Bogor dan dinyatakan negatif pada 18 April. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Bogor - Wali Kota Bogor Bima Arya dan keluarga menggelar Salat Idul Fitri 2020 di halaman rumah. Dalam kesempatan itu Bima Arya bertindak sebagai khatib. 

Usai Salat Idul Fitri, Bima Arya melakukan khutbah dengan tema "Ujian Tauhid di Masa Covid". “Ini merupakan masa-masa yang sangat sulit bagi kita semua. Masa-masa yang penuh dengan cobaan,” ungkap Bima Arya kepada Tempo melalui pesan tertulis Ahad ,24 Mei 2020.

Dia menyebutkan ada lima ujian yang dihadapi umat Islam hari ini, yakni ujian memahami tujuan dari Allah SWT, kesiapan, kesabaran, ketauhidan dan ujian berbaik sangka kepada Allah.

“Yang pertama ujian untuk memahami tujuan dari Allah SWT. Tafsir kita menentukan langkah kita. Pemahaman kita menentukan gerak kita. Mengapa di Kota Bogor harus ada 110 orang yang positif (Corona) sampai hari ini? Mengapa wali kotanya menjadi pasien Covid positif nomor satu di kota ini, bukan orang lain?,” ucap Bima.

Ibarat dalam satu pekerjaan, kata Bima, setiap anggota harus tahu tujuannya akan ke mana. Kalau ada anggota yang tidak paham tujuannya maka tim itu tidak akan bisa mencapai apa yang ditargetkan. “Insya Allah di Kota Bogor juga begitu. Kalau semuanya paham, kalau semuanya bisa menangkap pesan dari Allah SWT, Insya Allah kita bisa menghadapi ini bersama-sama,” tutur Bima.

Ujian kedua, sebut Bima, ialah kesiapan untuk melihat dalam jangka panjang. Ia menilai rencana manusia tidak hanya di dunia tapi juga hingga akhirat. “Setiap manusia harus persiapkan hari esok. Waktu terasa sangat pendek. Waktu tidak akan pernah bisa kita kuasai dan kendalikan,” ujarnya.

Ketiga ujian kesabaran, di mana Bima mengajak menjalani semua takdir dan ketentuan-Nya dengan penuh kesabaran. Ia menilai tidak mudah menahan sabar namun hal itu bisa dipelajari

“Bagi orang-orang yang malas belajar, semua akan sulit menjadi sabar. Tapi kalau kita pelajari semua ilmunya, kalau kita lihat semua anatominya, Covid-19 ini Insya Allah bisa kita hadapi, bisa kita perangi bersama-sama,” tambah Bima.

Ujian keempat adalah ketauhidan. Bima menyatakan saat menjadi pasien Corona dan menjalani perawatan dia sempat bertanya ke dokter ihwal apakah ada obat bagi Covid-19. Dokter pun menjawab belum ada. 

 “Jadi yang menyembuhkan itu bukan dokter. Yang menyembuhkan Allah, dokter hanya berikhtiar untuk mengobati. Jadi, Insya Allah Covid-19 ini menyadarkan kepada kita untuk tidak bergantung kepada makhluk Allah,” ucap Bima.

Terakhir, ujian agar berbaik sangka kepada Allah. Menurut Wali Kota Bima pandemi Corona membuat situasi makin tidak menentu. Namun ia meyakini bila Allah mempunyai skenario terbaik bagi umat Islam. 

“Kalau kita berprasangka baik kepada Allah, Insya Allah akan dimudahkan. Kita akan menjalani sesuatunya dengan lebih baik lagi," tutur dia.

Ia menjelaskan situasi yang baru (new normal) tidak hanya sebatas menjalani protokol kesehatan dalam keseharian, tapi juga ada keyakinan baru dan beriman dan relasi sosial. "Keluarga kita yang betul-betul ada kebaruan dalam hubungan satu sama lain dan hubungan terhadap Allah, Insya Allah,” kata Bima Arya.

M.A MURTADHO