Jamaah Pesantren Mahfilud Dluror Jember Lebaran Hari Ini

Reporter

Editor

Amirullah

Ilustrasi salat tarawih pertama di Pondok Pesantren Mahfilud Dluror Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember pada awal Ramadan 1440 Hijriah di 2019. Jemaah ponpes ini mulai melaksanakan salat tarawih pada Rabu malam, 22 April 2020, penetapan awal Ramadan berdasarkan keyakinan yang menggunakan acuan sistem khumasi berdasarkan kitab Nushatul Majaalis yang sudah dijalankan selama 194 tahun. ANTARA/Zumrotun Solichah
Ilustrasi salat tarawih pertama di Pondok Pesantren Mahfilud Dluror Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember pada awal Ramadan 1440 Hijriah di 2019. Jemaah ponpes ini mulai melaksanakan salat tarawih pada Rabu malam, 22 April 2020, penetapan awal Ramadan berdasarkan keyakinan yang menggunakan acuan sistem khumasi berdasarkan kitab Nushatul Majaalis yang sudah dijalankan selama 194 tahun. ANTARA/Zumrotun Solichah

TEMPO.CO, Jakarta - Jamaah Pondok Pesantren Mahfilud Dluror yang berada di Desa Suger Kidul, Kabupaten Jember, Jawa Timur merayakan Lebaran dengan menunaikan salat Idul Fitri 1441 Hijriah pada Sabtu, 23 Mei 2020, atau lebih awal  dari ketetapan pemerintah.

Selain diikuti para santri yang tidak pulang ke kampung halamannya, shalat Ied di masjid Pesantren Mahfilud Dluror juga diikuti umat muslim yang berada di Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso karena letak pesantren berada di perbatasan kedua kabupaten atau tepatnya di Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk.

"Alhamdulillah kami sudah menjalankan ibadah puasa selama 30 hari karena awal Ramadhan lebih dulu, sehingga hari ini melaksanakan shalat Ied lebih awal dari penetapan pemerintah," kata Pengasuh Pesantren Mahfilud Dluror Ali Wafa usai shalat Ied di pesantren setempat, Sabtu, 23 Mei 2020.

Kendati sudah merayakan Lebaran, lanjut dia, pihaknya selalu mengimbau kepada santri dan warga di lingkungan pesantren untuk tetap menghormati umat muslim yang masih menjalankan ibadah puasa.

"Kami imbau santri dan masyarakat di sekitar pesantren untuk tidak terlalu berlebihan dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, terutama saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19," tutur Ali.

Ia menjelaskan Pesantren Mahfilud Dluror menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah pada 23 Mei 2020 berdasarkan kitab Nushatul Majaalis wa Muntahobul Nafaais dan metode itu diterapkan sejak tahun 1826, sehingga tidak menggunakan metode hisab dan rukyat.

"Tidak ada paksaan untuk mengikuti hasil ijtihad kami dan masyarakat bebas memilih untuk mengikuti penetapan 1 Syawal 1441 Hijriah sesuai penetapan pemerintah, Muhammadiyah atau ikut metode yang dijalankan pesantren," katanya.

Ali Wafa mengatakan warga dan alumni pesantren sangat menghargai perbedaan yang ada dan tetap hidup rukun dengan umat Muslim di sekitarnya, meskipun penetapan awal puasa dan Lebaran berbeda dengan pemerintah.

Sebelumnya Pesantren Mahfilud Dluror mulai menjalankan ibadah puasa pada Sabtu 23, April 2020, atau lebih awal dibandingkan ketetapan pemerintah pada Ahad, 25 April 2020, berdasarkan kitab yang sudah dijalankan ratusan tahun di pesantren tersebut.

Pantauan di lapangan, pelaksanaan shalat Idul Fitri di Pesantren Mahfilud Dluror Jember mendapat pengamanan yang ketat dari aparat kepolisian dari Polsek Jelbuk.

ANTARA