Doni Monardo Ingatkan Risiko Penularan Salat Ied Berjamaah

Reporter

Editor

Amirullah

Umat islam melaksanakan shalat Id di Masjid Jami Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu, 5 Juni 2019. ANTARA
Umat islam melaksanakan shalat Id di Masjid Jami Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu, 5 Juni 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, Doni Monardo, mengingatkan besarnya risiko penularan Covid-19 dalam suatu kerumunan. Hal ini ia ungkapkan menjelang ibadah Salat Idul Fitri 1441 Hijriah, yang kemungkinan jatuh pada 23-24 Mei 2020 mendatang.

"Memang betul kami dapat laporan dari beberapa daerah masih adanya masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan ibadah. Mohon ini juga dimaklumi sebagai suatu hal yang bisa menimbulkan risiko," kata Doni usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo lewat video conference, Senin, 18 Mei 2020.

Doni mengatakan kemarin Gugus Tugas sudah menjelaskan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai risiko yang dihadapi oleh masyarakat jika tetap melaksanakan ibadah secara massal. Baik ibadah dilakukan di tempat ibadah maupun tempat publik lainnya seperti lapangan.

Yang paling dikhawatirkan, kata dia, adalah kelompok orang tanpa gejala (OTG). Mereka secara tak sadar telah terpapar Covid-19, namun tak mengalami gejala klinis apapun. Mereka bisa saja membaur dengan kerumunan dan menyebarkan virus secara tak sadar.

"Itu yang dapat menimbulkan penularan kepada pihak lain dan ketika pihak lain adalah kelompok rentan, baik usia lanjut dan memiliki penyakit berisiko, maka risikonya sangat tinggi dapat menimbulkan kematian," kata Doni.

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi sebenarnya telah mengimbau pada seluruh umat muslim di Indonesia untuk melaksanakan ibadah Saalat Ied di rumah masing-masing. Salat bisa dilakukan perorangan atau berjamaah dengan jumlah yang dibatasi.

Namun belakangan muncul pula kabar bahwa ibadah Salat Ied diizinkan di beberapa daerah yang sudah memasuki status zona hijau Covid-19.

EGI ADYATAMA