Begini Tata Cara Salat Idul Fitri di Rumah dalam Fatwa MUI

Reporter

Editor

Amirullah

Umat Islam melaksanakan Salat Idul Fitri 1440 H di kawasan Jatinegara, Jakarta, Rabu, 5 Juni 2019. ANTARA
Umat Islam melaksanakan Salat Idul Fitri 1440 H di kawasan Jatinegara, Jakarta, Rabu, 5 Juni 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan kaifiyat (tata cara) pelaksanaan salat Idul Fitri di rumah. Ini terkait dengan fatwa MUI yang menyarankan masyarakat salat Ied di rumah di tengah pandemi Covid-19.

“Salat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjamaah dan dapat dilakukan secara sendiri,” seperti dikutip dari fatwa yang dikeluarkan Komisi Fatwa MUI, Rabu, 13 Mei 2020.

Kaifiyat shalat idul fitri secara berjamaah adalah sebagai berikut:

1. Sebelum salat, disunahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
2. Salat dimulai dengan menyeru "ash-shalâta jâmi‘ah", tanpa azan dan iqamah.
3. Memulai dengan niat shalat idul fitri, yang jika dilafalkan berbunyi;
  (\)  
“Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
4. Membaca takbiratul ihram ( ) sambil mengangkat kedua tangan.
5. Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:

6. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.
7. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
8. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri ( takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca:
  .
9. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.
10. Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
11. Setelah salam, disunahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.

Panduan Kaifiyat Khutbah Idul Fitri

1. Khutbah ‘Id hukumnya sunah yang merupakan kesempuranaan salat idul fitri.
2. Khutbah ‘Id dilaksanakan dengan dua khutbah, dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.
3. Khutbah pertama dimulai dengan takbir sebanyak sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua dimulai dengan takbir tujuh kali.
4. Khutbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membaca takbir sebanyak sembilan kali
b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca
c. Membaca salawat Nabi SAW, antara lain dengan membaca
d. Berwasiat tentang takwa.  
e. Membaca ayat Al-Qur'an
5. Khutbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membaca takbir sebanyak tujuh kali
b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca
c. Membaca salawat Nabi SAW, antara lain dengan membaca
d. Berwasiat tentang takwa.  
e. Mendoakan kaum muslimin

Ketentuan Saalat Idul Fitri Di Rumah

1. Salat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjamaah dan dapat dilakukan secara sendiri.
2. Jika salat Idul fitri dilaksanakan secara berjamaah, maka ketentuannya sebagai berikut:
a. Jumlah jamaah yang shalat minimal 4 orang, satu orang imam dan 3 orang makmum.
b. Kaifiyat salatnya mengikuti Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah dalam fatwa ini.
c. Usai salat Id, khatib melaksanakan khutbah dengan mengikuti ketentuan Panduan Kaifiyat Khutbah Idul Fitri dalam fatwa ini.
d. Jika jumlah jamaah kurang dari empat orang atau jika dalam pelaksanaan salat jamaah di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka salat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.
3. Jika shalat Idul Fitri dilaksanakan secara sendiri (munfarid), maka ketentuannya sebagai berikut:
a. Berniat niat salat idul fitri secara sendiri.
b. Dilaksanakan dengan bacaan pelan ( sirr).
c. Tata cara pelaksanaannya mengacu Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah dalam fatwa ini.
d. Tidak ada khutbah.

ROSSENO AJI