Pandemi Corona, Penjualan Timun Suri Ramadan 2020 Menurun

Reporter

Pekerja tengah menata buah timun suri yang baru datang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 17 Juni 2016. Dalam sehari, sebanyak 2 ton timun suri didatangkan dari Bekasi, Serang dan Kerawang. Tempo/Tony Hartawan
Pekerja tengah menata buah timun suri yang baru datang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 17 Juni 2016. Dalam sehari, sebanyak 2 ton timun suri didatangkan dari Bekasi, Serang dan Kerawang. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang timun suri sering bermunculan di pasar maupun di pinggir jalan selama bulan puasa atau Ramadan. Berbeda dengan tahun lalu, pada Ramadan 2020 ini penjualan buah berwarna kuning emas ini meredup.

Erwin (45 tahun), pedagang buah di Pasar Baru Metro Atom, Jakarta Pusat, mengatakan tahun lalu dia bisa menjual dua kuintal atau 200 kilogram timun suri dalam satu hari. Sedangkan tahun ini ia harus kerja keras sebab menjual dua kilogram timun suri saja tidak mudah. "Karena yang beli enggak ada yang ke pasar, pada takut sama corona," kata Erwin.

Erwin mendapatkan pasokan timun suri dari penjual di Pasar Induk Kramatjati. Kadang ia juga memesan dari petani di wilayah Kabupaten Bogor. Karena penjualan yang sepi, sebut dia, pedagang tidak berani untuk membeli dalam jumlah banyak.

Menurut dia, minimal para pedagang memesan satu kuintal untuk satu pekan.
"Beda kalau tahun lalu saya pesan lima kuintal untuk sepekan, itu pun bisa lebih," katan Erwin.

Meski penjualan sepi namun pedagang tetap menjual buah yang kerap digemari saat Ramadan ini. "Karena tetap ada yang beli walau tidak seramai dulu lagi," kata dia.
Di pasaran rata-rata timun suri dijual dengan harga terjangkau, yakni dari Rp 10.000 sampai Rp 15.000 untuk berat lebih dari 1 kg.

Abah Jana (65), penjual timun suri musiman di wilayah Jagakarsa, menjual timun suri berdasarkan besar kecilnya ukuran. "Kalau yang kecil Rp 10.000, yang besar Rp 15.000," kata Abah yang menjual tanpa menggunakan timbangan.

Sebagai pedagang musiman, Abah Jana menjual timun suri di pinggir jalan dekat pemukiman warga Ciganjur, Jagakarsa. Timun suri yang dijualnya tidak terlalu banyak, yakni sekitar 10 kg saja. Dia membeli dari temannya di wilayah Kabupaten Bogor.

Sofi, seorang penikmat timun suri, mengatakan buah tersebut sering dijadikan hidangan berbuka puasa. "Hidangan buka puasa paling khas itu ya timun suri. Buahnya segar kalau diserut dan campur air," kata Sofi.

ADITYA BUDIMAN