Destinasi Utama Dunia untuk Wisata Ramadan yang Kini Sepi

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

Para remaja memasang hiasan untuk menyambut bulan Ramadan di kawasan pemukiman di tengah pemberlakuan jam malam untuk mencegah penyebaran virus Corona, di Kairo, Mesir, 20 April 2020. Peta penyebaran COVID-19 mencatat hingga Selasa (21/4), kasus virus Corona di Mesir mencapai 3.333 kasus. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Para remaja memasang hiasan untuk menyambut bulan Ramadan di kawasan pemukiman di tengah pemberlakuan jam malam untuk mencegah penyebaran virus Corona, di Kairo, Mesir, 20 April 2020. Peta penyebaran COVID-19 mencatat hingga Selasa (21/4), kasus virus Corona di Mesir mencapai 3.333 kasus. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

TEMPO.CO, JakartaRamadan di destinasi wisata religi utama meredup. Ramadan yang biasanya menjadi musim panen wisatawan muslim dunia, justru menggerus kunjungan wisatawan.

Selain perbatasan mereka ditutup, pemberlakuan karantina wilayah membuat semua orang – termasuk warga setempat – juga tak bisa bepergian. Berikut destinasi wisata utama umat muslim saat Ramadan yang kini menjadi sepi.

Mesir

Kairo ibu kota Mesir merupakan destinasi wisata utama pada bulan Ramadan. Kairo memiliki bangunan-bangunan masjid bersejarah dari abad pertengahan. Dua pantai di Hurghada dan Sharm El Sheikh, memiliki hotel-hotel yang ramah keluarga. Restoran di tiga wilayah tersebut menyajikan makanan buka puasa terbaik.

Namun Ramadan kali ini, bisa dipastikan Mesir tak seramai tahun-tahun sebelumnya. Mesir akan tetap mempertahankan kebijakan jam malamnya di bulan Ramadan. Sebab, kebijakan tersebut berkaitan dengan pengendalian virus Corona (COVID-19). Meski begitu, durasinya akan diperpendek.

"Mesir tetap mempertahankan jam malam di bulan Ramadan untuk melawan pandemi virus Corona. Namun, durasinya kami pangkas satu jam," ujar Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 23 April 2020.

Madbouly mengatakan, jam malam di bulan Ramadan akan berlaku dari pukul 09.00 malam hingga pukul 06.00 pagi. Sebelum Ramadan, jam malam berlaku dari pukul 08.00 malam hingga pukul 06.00 pagi. Adapun Ramadan di Mesir dipastikan akan berlangsung per esok Jumat.

Seorang wanita melihat lentera tradisional yang biasa disebut "fanous" menjelang bulan Ramadan saat pandemi virus corona atau COVID-19 di Kairo, Mesir, 12 April 2020. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

Malaysia

Suasana Ramadan di Malaysia sejatinya mirip dengan Indonesia. Di Kuala Lumpur pada saat Ramadan, adalah saat menikmati suasana pasar makanan khusus, yang mungkin hanya dijajakan saat Ramadan saja. Semisal bubur lambuk yang terkenal, bubur nasi lezat yang dibuat menggunakan daging, rempah-rempah, dan santan.

Untuk Ramadan kali ini, Pemerintah Malaysia tidak mengizinkan bazar Ramadan dalam masa Perintah Kendali Pergerakan (MCO) untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), “Kami telah mengambil keputusan, selama MCO berlaku tidak akan ada pasar Ramadan," kata Menteri Senior untuk urusan keamanan, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, seperti dilaporkan The Star.

Turki

Bertandang ke Turki jangan lupakan pesona Masjid Biru dan berbuka puasa di atas kapal wisata melintasi Selat Bosphorus. Selain masjid-masjid yang mempesona dan banyak situs bersejarah, di berbagai sudut kota merayakan Ramadan dengan konser musik Sufi, bacaan Alquran, salat Tarawih, tausiah, dan bazaar yang gemerlap. Namun, Ramadan kali ini, mungkin bakal berbeda.

Kementerian Dalam Negeri Turki pada Rabu, 22 April 2020 menerbitkan sebuah edaran terkait langkah-langkah yang akan diambil untuk menghentikan penyebaran virus corona selama bulan puasa. Dalam edaran itu disebut acara-acara yang mengundang banyak orang seperti buka puasa bersama, tidak diperbolehkan.

Kementerian Dalam Negeri Turki mengimbau masyarakat agar tetap menjaga jarak aman atau social distancing selama bulan ramadan ini. Jalan-jalan yang mungkin ramai untuk acara buka puasa atau sahur, akan dievaluasi. Kunjungan ke tempat-tempat ibadah juga akan dibatasi.

Penjualan pide, yakni roti tradisional Turki yang biasanya dikonsumsi saat ramadan, akan dibatasi dua jam sebelum buka puasa tiba. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya kerumunan orang di toko-toko roti. Produksi, penjualan dan persiapan makanan berbuka puasa bisa dilanjutkan beberapa jam setelah buka puasa.

Seorang pria membaca Al Quran saat hari pertama puasa Ramadan di masjid Ottoman-era Sultanahmet atau masjid Biru di Istanbul, Turki, 27 Mei 2017. REUTERS/Suhaib Salem

Pasar akan dikendalikan untuk memastikan warga mematuhi aturan social distancing atau jaga jarak dan penggunaan masker. Aturan social distancing juga akan dilakukan pada mereka yang melakukan ziarah kubur saat menjelang puasa dan pada hari raya Idul Fitri.

Mekkah-Medinah, Arab Saudi

Mekkah-Madinah pada bulan Ramadan, keramaiannya hanya bisa disaingi pada saat musim haji. Sekitar 2 juta umat Islam dari seluruh dunia hadir di Mekkah dan Madinah. Ramadan, merupakan musim teramai kedua setelah haji.

Alasan religius, bahwa itikaf di Mekkah saat Ramadan menyamai pahala haji, membuat umat Islam berdatangan ke Mekkah. Namun pada saat wabah virus corona, Kerajaan Arab Saudi menutup Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk penyelenggaraan salat tarawih.

"Sungguh menyakitkan saya untuk menyambut bulan Ramadan yang mulia dalam keadaan yang melarang kita salat di masjid dan melaksanakan tahajud di Baitullah. Semua ini karena langkah-langkah perlindungan yang diambil untuk menyelamatkan hidup dan kesejahteraan manusia. mengingat ancaman global Covid-19," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita SPA.

Arab Saudi mengumumkan minggu lalu dua masjid suci di Mekah dan Madinah akan tetap ditutup sepanjang Ramadan.