Penjualan Peci di Meulaboh Naik 150 Persen Selama Ramadan

Reporter

Editor

Amirullah

Pekerja menyikat peci pilihan konsumen di toko peci M Iming, Bandung, Jawa Barat, Kamis 9 Mei 2019. di bulan Ramadan, penjualan peci meningkat sekitar 100 persen dibanding bulan sebelumnya. TEMPO/Prima Mulia
Pekerja menyikat peci pilihan konsumen di toko peci M Iming, Bandung, Jawa Barat, Kamis 9 Mei 2019. di bulan Ramadan, penjualan peci meningkat sekitar 100 persen dibanding bulan sebelumnya. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Meulaboh - Penjualan peci/songkok di Kota Meulaboh, Ibukota Kabupaten Aceh Barat, pada bulan Ramadan mengalami peningkatan mencapai 150 persen dari biasanya.

“Alhamdulillah, permintaan peci selama Ramadan mengalami peningkatan yang sangat tinggi,” kata Bunda May, seorang pedagang peci di Meulaboh, Sabtu malam, 25 April 2020.

Pada hari biasanya, peci yang dijual oleh pedagang paling banyak mencapai antara 5 hingga 10 buah peci.

Menurutnya, peci yang sangat diminati masyarakat dari berbagai jenis seperti peci sulam, songkok, serta peci yang memiliki aneka motif khas Aceh dan motif seni lainnya. Dalam sehari, ia mengaku bisa menjual peci paling sedikit mencapai 20 hingga 25 buah tergantung dari berbagai macam jenis dan motif.

Peci-peci yang dijual tersebut sebagian besar merupakan produk lokal Aceh serta terdapat produk yang berasal dari luar Aceh, karena didatangkan dari Pulau Jawa.

Namun untuk harga, ia mematok mulai dari harga Rp15 ribu hingga Rp250 ribu per peci, tergantung bahan dan jenis peci. “Biasa yang paling mahal punya motif Aceh dan bahannya yang halus dan berkualitas,” kata Bunda May menambahkan.

Menurutnya, setiap bulan suci Ramadan banyak masyarakat di Aceh membeli peci untuk melaksanakan ibadah salat tarawih di setiap masjid, serta mengisi aneka kegiatan keagamaan lainnya.

ANTARA