Ini Dia Ramadan yang Berbeda di Berbagai Negara Saat Covid-19

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

Anggota Hubb Community Kitchen menunjukkan salah satu hidangan yang mereka memasak bersama di Al Manaar Muslim Cultural Heritage Centre, London, Inggris, 19 Juli 2018. Saat peristiwa kebakaran Menara Grenfell pada Juni 2017, warga Muslim yang tengah menanti waktu sahur puasa Ramadan, ikut membangunkan dan menyelamatkan tetangganya dari kobaran api. Jenny Zarins/Handout via REUTERS
Anggota Hubb Community Kitchen menunjukkan salah satu hidangan yang mereka memasak bersama di Al Manaar Muslim Cultural Heritage Centre, London, Inggris, 19 Juli 2018. Saat peristiwa kebakaran Menara Grenfell pada Juni 2017, warga Muslim yang tengah menanti waktu sahur puasa Ramadan, ikut membangunkan dan menyelamatkan tetangganya dari kobaran api. Jenny Zarins/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, JakartaRamadan menjadi bulan suci umat Islam sedunia. Pada bulan itu, mereka berpuasa dan memperbanyak ibadah. Ramadan juga lekat dengan kegiatan sosial, seperti berbuka puasa bersama dan salat tarawih.

Namun, pembatasan wilayah dan karantina diri, membuat Ramadan tahun ini tak lazim bagi umat Islam di seluruh dunia. Apa saja kegiatan yang berbeda saat Ramadan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Berikut kegiatan Ramadan yang tak lazim, dinukil dari ABC.

Buka Puasa Bersama Secara Online

Buka puasa dengan kawan-kawan atau keluarga besar, memungkinkan bertukar masakan. Namun saat lockdown, berbagi cita rasa kuliner itu hilang. Namun kebersamaan tak turut lenyap, "Kami sedang menyiapkan iftar (buka puasa) virtual," kata Shakira Hussein, peneliti Pusat Studi Islam Nasional di University of Melbourne, Australia.

Shakira Hussein juga mengaku sedang membuat resep yang paling fotogenik untuk Ramadan, yang akan ia pamerakan di akun Instagramnya.

Remaja memasang hiasan untuk menyambut bulan Ramadan di kawasan pemukiman di Kairo, Mesir, 20 April 2020. Warga Mesir tetap menjalankan tradisi Zeinat Ramadan atau membuat dekorasi menjelang bulan suci Ramadan di tengah wabah virus Corona. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

Sementara di Inggris, Komunitas Ramadan Tent Project di Inggris, tak lagi berbuka puasa di berbagai lokasi yang menjadi ikon kota London. Pasalnya, Inggris sedang menerapkan lockdown dengan tegas. Menurut Rohma Ahmed, juru bicara Ramadan Tent Project, mereka membuka akses untuk buka puasa secara virtual, bergabung dengan para anggota lainnya.

Rohma mengatakan pihaknya akan menyiarkan adzan Maghrib secara langsung, mengundang para pembicara tamu, dan menyediakan platform melakukan iftar bersama – semua secara online.

Pasar Malam Tutup

Selama Ramadan, di berbagai kota di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura terdapat pasar malam. Pasar malam yang hanya ada saat Ramadan ini, berada di dekat masjid-masjid. Sebelum dan sesudah salat Tarawih, mereka menjajakan makanan dan baju.

Tapi pandemi wabag corona, membuat pasar malam ditutup. Hal itu juga terjadi di Australia yang kini memiliki banyak penduduk muslim. Pasar malam di daerah Lakemba, yang berjarak 30 menit dari kota Sydney, Australia, yang biasanya digelar selama Ramadan juga ditutup – mengikuti imbauan pemerintah setempat.

Mumbai menawarkan pasar malam dengan barang berkualitas dengan harga miring bila ditawar dengan baik. Foto: Rajat Rangdal / EyeEm / Getty Images

Salat Tarawih Tak di Masjid

Mufti di Arab Saudi, Sheikh Abdulaziz Al al-Sheikh mengatakan tahun ini Salat Tarawih dan Salat Ied terpaksa harus dilakukan di rumah masing-masing. Wabah virus corona juga membuat pemerintah

Arab Saudi meminta pihak penyelenggara haji untuk tidak membuat kesepakatan apapun dengan penyedia katering dan hotel.

Jika haji ditiadakan, maka akan menjadi yang pertama kalinya sejak 1932, saat Arab Saudi berdiri sebagai negara. Negara tetangga Arab Saudi, seperti Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania, dan Palestina, di mana terdapat masjid Al Aqsa sebagai tempat tersuci ketiga umat Muslim, juga telah menutup masjid-masjid mereka selama Ramadan.

"Salat Tarawih akan diadakan di rumah karena kemungkinan masjid dibuka kembali setelah krisis virus corona berakhir," kata Mufti Palestina, Sheikh Mohammed Hussein kepada Jerusalem Post.

Ratusan umat Muslim yang tinggal di Gold Coast menyempatkan diri untuk melakukan buka puasa bersama di kawasan masjid Gold Coast di Gold Coast, Queensland, Australia, 29 Mei 2017. ANTARA FOTO

Di Mesir, masjid-masjid juga dilaporkan akan dibuka jika Menteri Kesehatan di negaranya merasa wabah virus corona sudah tak ada. Mesir menjadi salah satu negara pertama yang mengumumkan larangan kegiatan berjamaah akibat pandemi, termasuk di dalam masjid.

Lebih Fokus dengan Keluarga

Pada masa lockdown, bisa dipastikan kebersamaan dengan keluarga bakal meningkat. Kegiatan seperti berbuka di mal atau pusat kuliner, berganti di rumah. Namun, ada yang tak berubah, seperti membaca atau mengkhatamkan bacaan Alquran.