Uang Berputar di Jatim Ramadan dan Lebaran Diperkirakan Rp 33 T

Reporter

Sejumlah penumpang Kapal Pelni Leuser asal Sampit, Kalimantan Tengah, tiba di Dermaga Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 29 Mei 2019. Memasuki H-7 Idul Fitri, pemudik yang berasal dari luar pulau Jawa mulai berdatangan dan memilih mudik lebih awal untuk menghindari kepadatan arus mudik Lebaran 2019. ANTARA
Sejumlah penumpang Kapal Pelni Leuser asal Sampit, Kalimantan Tengah, tiba di Dermaga Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 29 Mei 2019. Memasuki H-7 Idul Fitri, pemudik yang berasal dari luar pulau Jawa mulai berdatangan dan memilih mudik lebih awal untuk menghindari kepadatan arus mudik Lebaran 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Surabaya - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Timur memproyeksikan Provinsi Jawa Timur bakal mengalami net inflow dalam 2 – 3 bulan setelah Lebaran berakhir seiring dengan karakteristik Jatim sebagai salah satu sentra ekonomi.

Baca juga: H+5 Lebaran, Jumlah Penumpang Pesawat Merosot 30,9 Persen

Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, Yudi Harimukti mengatakan seperti kondisi Lebaran tahun-tahun sebelumnya, Jawa Timur selalu mengalami net inflow atau lebih banyak uang kas yang masuk dari pada kas yang keluar, bahkan secara tahunan pun Jawa Timur selalu mengalami net inflow.

“Ini terjadi karena memang Jatim merupakan sentra ekonomi, tempatnya para pengusaha, eksportir di sini juga banyak, lalu banyak pegawai luar Jawa yang mengirimkan uangnya ke rekeningnya di Jatim sebagai tempat asalnya, juga orang luar Jatim yang sering belanja barang di Jatim,” kata dia di sela Halal Bihalal di Rumah Dinas Kepala Perwakilan BI Jatim, Selasa, 11 Juni 2019.

Dia mengatakan selama momen Ramadan dan Lebaran umumnya banyak uang beredar alias terjadi net outflow (kas keluar lebih banyak dari pada kas yang masuk), tapi setelah Lebaran berakhir atau pada Juni ini uang yang selama ini beredar di masyarakat akan kembali disetor ke perbankan.

Berdasarkan data BI Jawa Timur, pada periode Ramadan tahun lalu atau Mei 2018, Jatim mengalami nett outflow sebesar Rp 4,6 triliun, yakni tercatat ada arus uang keluar (cash outflow) sebesar Rp 8 triliun, sedangkan arus uang yang masuk (cash inflow) hanya Rp3,4 triliun.

Sedangkan pada Juni 2018 atau saat memasuki momen Lebaran, tercatat ada Rp 7,2 triliun arus kas keluar dan Rp 8,1 triliun arus kas masuk sehingga Jawa Timur mengalami nett inflow sebesar Rp9 miliar.

Selanjutnya, pasca Lebaran atau Juli 2018 tercatat ada Rp2,5 triliun arus uang keluar , dan Rp6,7 triliun arus uang yang masuk sehingga Jatim mengalami net inflow pada Juli 2018 sebesar Rp4,2 triliun.

Sementara untuk momen Ramadan tahun ini (data per 20 Mei 2019), tercatat ada Rp4,48 triliun arus uang yang keluar, sedangkan arus yang masuk hanya Rp2,5 triliun sehingga Jatim mengalami net outflow Rp 1,98 triliun.

“Kami perkirakan Juni dan Juli nanti ini akan mengalami net inflow karena uang yang kemarin beredar sudah mulai disetor ke bank-bank. Dan perputaran uang selama puasa dan Lebaran ini kelihatannya tidak jauh dari prediksi kami sebelumnya sekitar Rp33 triliunan, tapi realisasinya berapa? Belum kami cek,” kata Yudi.

Kepala Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah menambahkan, perputaran uang di Jatim pada periode Lebaran tahun ini jauh lebih tinggi karena dipengaruhi oleh adanya infrastruktur jalan tol baru yang telah mengkoneksikan banyak daerah.

BISNIS