Pentingnya Peta Digital untuk Acuan Pemudik dan Polisi

Reporter

Kendaraan pemudik dan wisatawan memadati jalanan di Nagreg arah Tasikmalaya dan Garut, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat, 7 Juni 2019. TEMPO/Prima Mulia
Kendaraan pemudik dan wisatawan memadati jalanan di Nagreg arah Tasikmalaya dan Garut, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat, 7 Juni 2019. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Pemudik atau siapa pun yang hendak melakukan perjalanan jauh dengan mengendarai kendaraan pribadi sebaiknya menggunakan peta digital sebagai acuan dalam menentukan rute perjalanan.

Baca juga: Jasa Marga: Arus Balik Lebaran 2019 Dimulai Hari Ini

Menurut Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana selaku Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri, menggunakan peta digital atau aplikasi ponsel Google Maps yang umum digunakan masyarakat dapat mempermudah perjalanan mudik, setidaknya dalam menentukan rute dan melihat situasi kepadatan lalu lintas.

"Tahap awal untuk membudayakan penggunaan peta digital bisa memanfaatkan aplikasi Google Maps yang murah, cepat, dan semua bisa mengimplementasikannya," ujar Chryshnanda dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu, 8 Juni 2019.

Chryshnanda mengatakan bukan hanya pemudik yang menggunakan peta digital, kepolisian juga memantau kepadatan lalu lintas melalui sebuah sistem digital guna memudahkan menemukan titik-titik padat kemudian dicairkan.

Chryshnanda mengatakan, Korlantas juga membuat hasil analisa pelayanan mudik lebaran, dengan membangun INTAN (Intelligence Traffic Analysis) sebagai basis modernisasi dari Polantas.

Operasi Ketupat pada 2020 akan menggunakan electronic toll collection untuk mengatasi masalah perlambatan di gerbang tol.

Chryshnanda menjelaskan ada juga TARC (Traffic Accident Research Centre) untuk menganalisa kasus kecelakaan lalu lintas yang menonjol, sebagai implementasi dari operasi ketupat.

"Baik secara manajemen maupun operasional, terutama dalam mengambil langkah-langkah prioritas dari pengalihan arus, sistem buka tutup, contra flow sampai dengan one way dapat dibuat protokolnya," kata Chryshnanda.

Tak ketinggalan, terdapat sistem K3I (Komunikasi Koordinasi Komando Pengendalian dan Informasi) dari tingkat pos polisi setiap Satlantas, induk PJR dan TMC Polda maupun NTMC, yang memakai peta digital guna menilai kecepatan dan ketepatan dalam mengurai perlambatan serta menangani hal-hal darurat.

"Langkah selanjutnya meningkatkan kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya dalam memberikan pelayanan yang prima. Yang menjadi perhatian adalah lokasi-lokasi seperti Tonjong Bumiayu, Gentong Garut, maupun daerah-daerah wisata lain yang secara geografis harus ada rekayasa jalan atau dibangun jalur yang memenuhi standar road safety," katanya.

Ia menambahkan, para pimpinan di posko atau di semua lini back office wajib memahami sistem K3I untuk mengatasi black spot maupun trouble spot, agar mudik aman selamat lancar tertib sampai tujuan.

Baca berita soal Pemudik lainnya di Tempo.co

ANTARA