Sepenggal Kisah Idul Fitri dari Paris

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

Suasana Idul Fitri di Paris, Prancis, Selasa, 4 Juni 2019. (Dok.Adam Harnadi)
Suasana Idul Fitri di Paris, Prancis, Selasa, 4 Juni 2019. (Dok.Adam Harnadi)

TEMPO.CO, ParisSehari jelang perayaan Idul Fitri,   dalam  salah  satu berita online di situs resmi Masjid Raya Paris diberitakan  tentang hasil Isbat para pengurus dan ulama Paris.

Dijelaskan sidang isbat yang dihadiri oleh para pengurus masjid  Paris, ulama dan imam setempat, diputuskan bahwa tanggal 1 Syawal 1440 Hijrah berimpit dengan 4 Juni 2019.Dijelaskan sidang isbat yang dihadiri oleh para pengurus masjid  Paris, ulama dan imam setempat, diputuskan bahwa tanggal 1 Syawal 1440 Hijrah berimpit dengan 4 Juni 2019.

Ini berarti berselang satu hari lebih awal dibanding dengan perayaan Idul Fitri (La fete de l’aid al-fitr) di Tanah Air.  Masih dari laman yang sama, masyarakat Muslim  Paris  dihimbau  untuk datang mengerjakan sholat Id di tempat-tempat  ibadah  yang tersebar di kota mode  ini, pada jam 9 pagi waktu Paris.

Mereka bisa mendatangi Masjid Raya Paris (la Grande Mosquee de Paris) untuk menunaikan sholat Id, demikian dikatakan warga Indonesia di Paris, Adam Harnadi. Mereka bisa mendatangi Masjid Raya Paris (la Grande Mosquee de Paris) untuk menunaikan sholat Id, demikian dikatakan warga Indonesia di Paris, Adam Harnadi.

Suasana di wilayah Montreille yang terletak di pinggir kota Paris pagi  itu nampak berbeda. Sejumlah muslim yang berasal dari  Maroko, Aljazair, Tunisia, Timur Tengah dan lainnya terlihat  bergegas menuju masjid setempat untuk  menunaikan ibadah  sholat Id.

"Berbeda dengan para muslim keturunan Arab yang memilih baju warna putih, krem atau coklat, para muslim  keturunan  Afrika memilih motif warna warni khas khas benua Afrika." kata Adam, yang lebih 10 tahun menetap di Prancis.

Tidak semua muslim bisa menunaikan Salat Id, seperti dialami Samara. Warga Paris keturunan Senegal ini mesti bekerja. “Maklum, di sini tidak ada libur. Tidak seperti di negara muslim  pada umumnya” ujar Adam. Samara bekerja di apartemen yang dikelola pemerintah.

Pagi itu tepat pukul 8.40, tampak  sebagian  jamaah yang hendak  mengerjakan solat Id di Jalan Sorins, di kawasan Montreille Paris,  bergegas, bahkan berlari kecil.

Maklum mereka tidak ingin kehilangan tempat. Sementara, beragam kegiatan yang lain ditunjukkan oleh panitia sholat id di masjid yang sama. Beberapa pria tampak sedang mengatur lalulintas, arus jamaah, atau menertibkan kaum peminta yang sedang memanfaatkan kedermawanan jamaah sholat. 

Maklum mereka tidak ingin kehilangan tempat. Sementara, beragam kegiatan yang lain ditunjukkan oleh panitia sholat id di masjid yang sama. Beberapa pria tampak sedang mengatur lalulintas, arus jamaah, atau menertibkan kaum peminta yang sedang memanfaatkan kedermawanan jamaah sholat.

Sementara, para jemaah masjid Al-Islah yang hendak merayakan  dan menunaikan sholat Id terus merangsek ke dalam masjid.

Sebagian nampak menenteng sepatu, sedangkan yang lain nampak menikmati makanan ringan dan minuman yang disajikan berhadapan dengan tempat rak alas kaki. Pukul 8.45 jamaah sudah memenuhi bagian dalam masjid. Mereka dihimbau untuk merapat ke depan, mengingat tempat yang terbatas karena besarnya jumlah animo jamaah.

Menjelang sholat Id, panitia mengumumkan kepada jamaah dengan menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Arab dan Prancis. Di sela-sela pengumuman tersebut, jamaah terus mengumandangkan gema takbir.

Terakhir panitia memberi penjelasan tentang tata cara sholat, termasuk jumlah takbir di setiap rokaat. Tepat pukul 9.00  sholat dilaksanakan. Tampak jamaah dengan khusuk mengerjakan sholat 2 rakaat tersebut, walaupun dengan suasana berjubal.

Berita lain seputar Idul Fitri bisa Anda simak di Tempoi.co.