Mudik 2019, Dishub Jawa Barat Perkenalkan Aplikasi Integrasi CCTV

Foto udara sekitar pintu gerbang Tol Cipali Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Jumat, 24 Mei 2019. Diskon tarif Tol sebesar 15 persen dan akan berlaku pada periode arus mudik Lebaran 2019, yaitu pada 27 Mei 2019 pukul 00.00 WIB sampai dengan 29 Mei 2019 pukul 23.59 WIB. ANTARA
Foto udara sekitar pintu gerbang Tol Cipali Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Jumat, 24 Mei 2019. Diskon tarif Tol sebesar 15 persen dan akan berlaku pada periode arus mudik Lebaran 2019, yaitu pada 27 Mei 2019 pukul 00.00 WIB sampai dengan 29 Mei 2019 pukul 23.59 WIB. ANTARA

TEMPO.CO, Bandung - Dinas Perhubungan Jawa Barat memperkenalkan aplikasi Jabar Transport Hub untuk membantu pemudik mengetahui kondisi lalu-lintas dengan mengintegrasikan CCTV yang dikelola banyak instansi selama arus mudik 2019.

Baca juga: Mudik 2019, Tarif Tol Tangerang-Merak Diskon 15 Persen 6 Hari

“Aplikasi Jabar Transport Hub ini adalah uji coba pada tahap pertama,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari selepas Apel Siaga Gelar Pasukan Pengaman Lalu Lintas dan Angkutan Lebaran tahun 2019 di halaman Gedung Sate, Senin, 27 Mei 2019.

Hery mengatakan, aplikasi tersebut mirip Google Maps. Selain menampilkan informasi kondisi lalu-lintas, peta digital tersebut juga mencantumkan titik-titik lokasi CCTV yang menampilkan tayangan langsung kondisi lalu-lintas di titik tersebut.

“Seperti kita menggunakan Google Maps, ada indikasi di mana macet dan tidak. Hanya plusnya, ada (tayangan) CCTV yang tidak memberatkan HP kita,” kata Hery.

Hery mengklaim, proses buffering untuk menampilkan tayangan video CCTV tersebut bisa ditampilkan oleh telepon genggam jadul. “HP yang jadul pun masih bisa tanpa harus ada buffering dan lain sebagainya. Biasanya kalau video berat, ini tidak, Insya Allah dengan teknologi tertentu,” kata dia.

Pada tayangan CCTV tersebut, admin pengelola aplikasi bisa menampilkan tampilan pesan atau running text untuk memberitahukan kondisi jalan yang dipantau. “Publik bisa memberikan masukan, chatting atar publik di sini. Itu yang berbeda pada aplikasi ini,” kata Hery.

Menurut Hery, pada tahap pertama ini sudah tergabung sedikitnya 50 CCTV di seluruh Jawa Barat. Yakni CCTV yang di operasikan Dinas Perhubungan Jawa Barat dan sejumlah kabupaten/kota. Bertahap CCTV yang dikelola instansi lain akan dimasukkan dalam aplikasi tersebut.

“Mudah-mudahan dalam waktu tersisa ini, pengelola tol (bergabung), kita sudah jemput bola, (juga) Polda, ktia bisa integrasikan. Sampai sejauh ini kurang lebih 50 titik yang ada di jalan provinsi. Yang ada di kabupaten/kota tidak semuanya karena ada beberapa spesifikasi CCTV yang bisa dan tidak di integrasikan,” kata Hery.

Di Jawa Barat sendiri ada puluhan titik lokasi rawan bencana dan rawan kemacetan. “Rawan bencana kita tidak bisa prediksi jumlahnya karena ini berupa wilayah, bukan titik. Rawan bencana ini ada di wilayah tengah Jawa Barat dari barat sampai timur, dan selatan. Sekarang masih di ekornya musim penghujan,” kata Hery.

Hery mengatakan, untuk titik rawan macet saat arus mudik 2019 terkonsentrasi di jalur utara dan tengah. “Jalur utara itu pantura, jalur tengah itu dari Puncak, Bandung, Tasikmalaya, sampai Banjar. Kemacetan itu terkonsentrasi di sana,” kata dia.