TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengunjungi Pusat Pengatur Bebam (P2B) Gandul, Depok, Jawa Barat, untuk memastikan ketersediaan pasokan listrik selama Ramadan dan Lebaran 2019.
Baca juga: Lebaran 2019, Transaksi Kartu Kredit Diprediksi Naik 7 Persen
"Kesiapan pasokan sangat penting, supaya masyarakat bisa menikmati lebaran bersama keluarga dengan nyaman dan terang. Untuk itu kami pastikan kehandalan dan ketersediaan suplai listrik selama lebaran dalam kondisi cukup," kata Arcandra dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 23 Mei 2019.
Daya netto pembangkit listrik di Jawa dan Bali saat lebaran mencapai 34.716 MW sedangkan daya mampu pasok sebesar 27.817 MW. Jumlah ini mencukupi untuk melayani beban puncak lebaran yang diperkirakan mencapai 17.179 MW. Adapun cadangan operasi mencapai 10.637 MW dengan reserve margin 62 persen.
Menurut perkiraan, beban puncak penggunaan listrik akan terjadi pada malam hari. Karena itu, sistem kelistrikan di area Jawa-Bali diperkirakan bakal mengalami penurunan sebesar 56-60 persen.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN Amir Rosidin mengatakan berdasarkan pengalaman selama ini, beban puncak saat Idul Fitri akan lebih rendah dibandingkan saat masuk kerja. Hal ini dikarenakan banyaknya industri yang berhenti beroperasi atau tengah libur.
"Karena banyaknya industri dan kantor yang libur biasanya memang beban puncak menurun. Namun kami akan tetap pastikan suplai dan keandalan tetap terjaga," kata Amir dalam keterangan tertulis yang sama.
Menurut Amir, saat ini PLN telah menyiapkan satuan tugas distribusi yang tersebar di seluruh wilayah. Selain itu, PLN juga telah membentuk posko lebaran yang berjalan mulai dari H-15 hingga H+15 selama 24 jam. Hal ini untuk menjamin pasokan listrik dan melakukan antisipasi gangguan jaringan selama Ramadan dan lebaran 2019.