Pembatik Laweyan Kerjakan Al Quran Batik Ukuran Besar

Seorang pengunjung melihat Quran Batik yang dibuat di Mahkota Laweyan, Solo. Produsen batik itu mulai mengerjakan pembuatan Quran Batik 30 juz sejak tiga tahun lalu. TEMPO/Ahmad Rafiq
Seorang pengunjung melihat Quran Batik yang dibuat di Mahkota Laweyan, Solo. Produsen batik itu mulai mengerjakan pembuatan Quran Batik 30 juz sejak tiga tahun lalu. TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Solo - Salah satu produsen batik di Solo, Mahkota Laweyan saat ini berupaya menyelesaikan pembuatan Al Quran Batik sebanyak 30 juz. Mereka telah memulai pengerjaannya sejak tiga tahun lalu.

Baca juga: Al Quran Terkecil di Dunia Pernah Ditawar Ratusan Juta

Ukuran Al Quran itu tentu saja berbeda dengan kitab suci pada umumnya. Mereka membuatnya dari lembaran-lembaran kain sehingga ukurannya seperti poster besar. Al Quran batik itu dibuat menggunakan kain berukuran 115 x 95 sentimeter.

Sebagian besar lembaran yang sudah jadi tersimpan dalam lemari di salah satu ruangan milik perajin batik itu. Sebagian lagi dibentangkan pada tali-tali yang ada dalam ruangan yang lain. "Yang masih baru, agar lekas kering," kata Manajer Produksi Batik Quran Mahkota Laweyan, Muhammad Taufan Wicaksono, Rabu 22 Mei 2019.

Menurut Taufan, saat ini mereka telah menyelesaikan 28 juz. Mereka mengerjakannya sejak tiga tahun lalu. Proses pengerjaan memang cukup lama lantaran Al Quran itu dibuat dengan metode batik tulis. "Kami perkirakan tahun ini bisa selesai," katanya.

Padahal, Al Quran batik itu nyaris dikerjakan setiap hari. Pengerjaannya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berbelanja di kampung batik tersebut. Tidak jarang ada pengunjung yang tertarik dan ingin membeli lembaran-lembaran Al Quran tersebut.

Hanya saja batik itu tidak untuk dijual. Mereka membuatnya untuk koleksi pribadi. Proses pembuatan Al Quran Batik juga menjadi salah satu upaya dalam berdakwah dan syiar Islam di perkampungan tempat lahirnya Sarekat Dagang Islam itu.

Meski merupakan sebuah karya seni, mereka juga berupaya agar tidak ada kesalahan penulisan dalam pekerjaan itu. Taufan yang merupakan lulusan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta itu juga mendatangkan beberapa ahli untuk mengawasi penulisan Al Quran tersebut.