Pemudik Via Jalan Malang-Surabaya Diprediksi Berkurang 70 Persen

Petugas mengecat area gerbang tol Singosari yang belum beroperasi di Malang, Jawa Timur, Ahad, 12 Mei 2019. Jalan tol Pandaan - Malang diharapkan menjadi akses penting bagi untuk arus barang dan manusia antara Surabaya dan Malang. ANTARA/Rivan Awal Lingga
Petugas mengecat area gerbang tol Singosari yang belum beroperasi di Malang, Jawa Timur, Ahad, 12 Mei 2019. Jalan tol Pandaan - Malang diharapkan menjadi akses penting bagi untuk arus barang dan manusia antara Surabaya dan Malang. ANTARA/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Malang — Volume kendaraan pemudik yang melintasi jalan arteri nasional Malang-Surabaya diperkirakan berkurang antara 65 sampai 70 persen. Para pemudik kemungkinan besar memilih lewat Jalan Tol Pandaan-Malang yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Senin, 13 Mei lalu. 

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Jumlah Pemudik Via Darat Akan Naik 30 Persen

“Apalagi jalan tolnya digratiskan sejak dioperasikan hingga Lebaran selesai,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Malang EK Hafi Lutfi pada Sabtu, 18 Mei 2019. 

Menurut Lutfi, Dinas Perhubungan Malang sudah mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan selama masa arus mudik dan arus balik Lebaran dengan melakukan pemetaan daerah rawan kecelakaan atau black spot dan rawan kemacetan. 

Diprediksi, volume kendaraan naik drastis hingga menimbulkan kepadatan dan kemacetan di pintu keluar tol Singosari, tepatnya di pertigaan maupun underpass Karanglo. Pertigaan ini menghubungkan wilayah Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu. 

Fokus perhatian Dinas Perhubungan juga diarahkan ke empat jalur nontol, yakni jalur sepanjang Singosari-Lawang, Pakisaji-Kepanjen, Sumberpucung-Gondanglegi, dan jalur ke arah pantai selatan Malang. 

Jalur Singosari-Lawang dikenal sebagai jalur terpadat kendaraan. Kemacetan pun sering terjadi di sana. Tiga jalur lagi patut diperhatikan serius karena jalur itu cenderung lengang dan justru karena itu banyak pengendara menjadi tidak berhati-hati dengan memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi. 

Di wilayah selatan berpotensi terjadi kecelakaan yang relatif tinggi karena pas Lebaran nanti banyak kendaraan bak terbuka mengangkut orang untuk berwisata ke pantai-pantai,” ujar Lutfi, bekas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang. 

Sedangkan khusus kepadatan kendaraan diperkirakan terjadi di jalanan arah kecamatan Pakis, Tumpang, dan Poncokusumo. Selain padat penduduk, di tiga kecamatan ini cukup banyak objek wisata alam. Terlebih wilayah ketiga kecamatan itu juga jadi jalur utama yang dilewati para wisatawan tujuan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dari arah Kota Malang maupun langsung dari Bandar Udara Abdulrachman Saleh. 

Berhubung titik-titik kemacetan Lebaran berubah sejak beroperasinya Jalan Tol Pandaan-Malang, maka Dinas Perhubungan belum memetakan jalur-jalur alternatif seperti biasa dilakukan tiap jelang Lebaran. Dinas Perhubungan lebih memfokuskan perhatian di jalan tol bersama instansi lain yang terlibat dalam Operasi Ketupat Semeru 2019 yang digelar dari 29 Mei sampai 10 Juni. 

Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Besar Yade Setiawan Ujung mengatakan, sebanyak 800 polisi terlibat dalam Operasi Ketupat Semeru. Jumlah personel polisi ini setara dengan 40 persen dari total personel gabungan sejumlah instansi. 

Selain polisi dan Dinas Perhubungan, Operasi Ketupat Semeru juga melibatkan personel TNI, Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Sentral Komunikasi (Senkom) Mitra Polri, dan Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI). 

“Kalau digabungkan, maka Operasi Ketupat Semeru tahun ini melibatkan 2 ribu personel dan 40 persen personel (800 orang) berasal dari kami,” kata Ujung. 

Ujung menyebutkan ada lima target yang ingin Polres Malang dicapai dalam Operasi Ketupat Semeru. Pertama, terciptanya keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas. Kedua, menjaga stabilitas harga pangan. Ketiga, antisipasi kejahatan jalanan. Keempat, antisipasi bencana alam. Kelima, antisipasi kemunculan organisasi kemasyarakatan yang melakukan razia atau sweeping ilegal terhadap tempat hiburan dan tempat hiburan lainnya. 

Khusus lalu lintas, kata Ujung, jalur arteri Lawang-Singosari tidak lagi menjadi fokus perhatian polisi di masa Lebaran tahun ini. 

Sebelumnya, jalur Lawang-Singosari selalu jadi perhatian ekstra polisi karena jalur itu selalu dipadati kendaraan pemudik. Tidak hanya padat kendaraan, tapi juga sering terjadi kemacetan dan kecelakaan. Pergeseran fokus ini dipengaruhi oleh beroperasinya Jalan Tol Pandaan-Malang.