BI: Penarikan Uang Tunai Capai Rp 37 T Hingga Hari Ke-12 Ramadan

Reporter

Penjual jasa penukaran uang baru menawarkan uang baru kepada pengguna jalan di pinggiran jalan, Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 2017. Pada bulan Ramadan, para penjual jasa penukaran uang baru ramai bermunculan di pinggir-pinggir jalan, mereka mematok jasa sebesar 10 persen dari jumlah uang yang ditukarkan. ANTARA/Zabur Karuru
Penjual jasa penukaran uang baru menawarkan uang baru kepada pengguna jalan di pinggiran jalan, Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 2017. Pada bulan Ramadan, para penjual jasa penukaran uang baru ramai bermunculan di pinggir-pinggir jalan, mereka mematok jasa sebesar 10 persen dari jumlah uang yang ditukarkan. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat hingga hari ke-12 Ramadan, realisasi penarikan uang tunai mencapai Rp 37 triliun atau 17 persen dari total jumlah yang disiapkan untuk Ramadan dan libur Lebaran 2019.

Baca juga: BI Kaltara Siapkan Uang Rp 755,2 Miliar untuk Ramadan dan Lebaran

"Untuk keperluan Ramadan dan libur Lebaran, BI telah menyiapkan uang tunai Rp 217,1 triliun dan pada hari ke-12 ini sudah keluar sekitar Rp 37 triliun," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi saat mengunjungi kas keliling terpadu di kawasan Monumen Nasional Jakarta, Jumat, 17 Mei 2019.

Rosmaya mengatakan realisasi penarikan uang tunai pada pekan pertama Ramadan mencapai Rp 22,2 triliun atau 10,2 persen dari total kebutuhan sebesar Rp 217,2 triliun.

"Biasanya akan ramai pada pekan keempat untuk kegiatan penukaran ini," katanya.

Bank Indonesia menyiapkan uang tunai sebanyak Rp 217,1 triliun untuk Ramadan dan Lebaran 2019. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 13,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 191,3 triliun.

Rosmaya menjelaskan bahwa kenaikan sebesar 13,5 persen tersebut lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. "Dalam lima tahun terakhir naiknya selalu 13,3 persen. Khusus tahun ini naik 13,5 persen. Ternyata masyarakat masih bergerak aktif untuk merayakan Idul Fitri dan konsumsi masyarakat juga tumbuh dengan baik," katanya.

Peningkatan ini, menurut dia, disebabkan oleh tiga alasan utama, yakni libur Lebaran selama 10 hari, dari 30 Mei sampai 9 Juni; kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN); serta pencairan tunjangan hari raya.

Baca berita Ramadan lainnya di Tempo.co

ANTARA