Potensi Zakat Fitrah di Indonesia Capai 350 Ribu Ton Beras

Warga menunjukkan kupon untuk mengambil zakat fitrah berupa beras di pendopo Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu, 13 Juni 2018. Sekitar 5.000 paket zakat fitrah diberikan pegawai Kabupaten Sidoarjo. ANTARA/Umarul Faruq
Warga menunjukkan kupon untuk mengambil zakat fitrah berupa beras di pendopo Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu, 13 Juni 2018. Sekitar 5.000 paket zakat fitrah diberikan pegawai Kabupaten Sidoarjo. ANTARA/Umarul Faruq

TEMPO.CO, Solo - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyebut potensi zakat fitrah yang dibayarkan oleh muslim di Indonesia mencapai 350 ribu ton beras. Dari angka itu, hanya sebagian kecil yang dikelola oleh badan tersebut.

Baca: Perencana Keuangan Sarankan THR Tidak Untuk Investasi Karena...

Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas,Irfan Syauqi Beik, menyebut selama ini penyaluran zakat fitrah banyak ditangani oleh lembaga-lembaga di daerah, termasuk masjid. “Pengelolaannya sudah cukup baik,” katanya saat ditemui di Karanganyar pada Senin, 13 Mei 2019.

Pengelolaan yang sudah cukup baik membuat Baznas tidak akan mengintervensi penyaluran zakat fitrah yang dilakukan menjelang lebaran. “Lagi pula kami lebih fokus menangani zakat mal,” katanya.

Seperti tahun lalu, misalnya, Baznas hanya menerima dan menyalurkan zakat fitrah sebesar 100 ton. Sebagian besar berasal dari para Warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri. “Mereka ingin menyalurkan zakatnya di Indonesia,” katanya.

Zakat fitrah yang dikelola oleh Baznas disalurkan melalui Unit Pelaksana Zakat yang ada di Masjid Istiqlal, Jakarta. Sebagian juga disaluran langsung ke beberapa daerah yang tertimpa bencana alam.

Potensi zakat fitrah cukup besar mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Dengan potensi sebesar 350 ribu ton beras, jika tiap muslim membayar zakat 2,5 kilogram, maka terdapat 140 juta jiwa yang membayar zakat fitrah tiap tahun.

Simak juga: Alasan Warga Diimbau Ubah Kebiasaan Bayar Zakat di Akhir Ramadan

Pembayaran zakat fitrah juga berdampak pada bergairahnya produk pertanian di Indonesia. Meski banyak masyarakat yang membayar zakat dalam bentuk uang, Baznas membelanjakannya dalam bentuk beras. “Beras yang digunakan merupakan produksi dari petani kita,” kata Irfan.