Ponpes di Lebak Gelar Pengajian Kitab Kuning Selama Ramadan

Reporter

Para santri serius menulis makna dalam kitab kuning yang dibaca dan dikhatamkan di serambi Masjid Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. TEMPO/ISHOMUDDIN
Para santri serius menulis makna dalam kitab kuning yang dibaca dan dikhatamkan di serambi Masjid Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. TEMPO/ISHOMUDDIN

TEMPO.CO, Lebak - Sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Lebak, Banten menggelar pengajian kitab kuning selama bulan suci Ramadan.

"Kajian kitab kuning menjadi agenda tahunan yang dilaksanakan setiap Ramadan," kata Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hasanah Desa Cimangenteng Rangkasbitung, Hasan Basri, Selasa, 7 Mei 2019.

Baca: Puluhan Kitab Kuning Dikaji Pesantren di Jombang Selama Ramadan

Selama bulan Ramadan, para santri digembleng untuk mendalami kitab kuning agar mereka mampu membaca etimologi bahasa dan harkat dengan benar sesuai ilmu nahwu dan shorof.

Mereka juga diarahkan untuk mampu menafsirkan dan menerjemahkan makna dalam kajian kitab gundul tersebut demi memperdalam ilmu ibadah dan hukum Islam. "Semua santri di sini wajib memperdalam kajian kitab kuning," kata Hasan.

Pimpinan Pondok Pesantren Assayfiyah Deden Alfiansari mengatakan bahwa santri yang memperdalam kitab kuning itu datang dari berbagai daerah di wilayah Banten, Bogor hingga Jakarta. Pengajian khusus kitab kuning tersebut dilakukan melalui metode coretan dengan menggunakan tinta untuk memaknai isi kitab itu.

Santri mengaji Kitab Kuning di Kompleks Ponpes Lirboyo, 30 Mei 2017. Pada Bulan Ramadan, Ponpes yang dulunya terkenal angker dan dijadikan sarang penyamun tersebut menjadi salah satu tempat tujuan bagi santri atau pun mereka yang ingin mendalami Islam selama bulan Ramadan. ANTARA FOTO

Kitab kuning atau kitab gundul huruf-hurufnya belum memiliki tanda baca seperti dhomah, fathah, dan kasrah. Disamping itu, makna harfiah bisa berubah dan perlu pengkajian khusus serta diskusi sehingga mereka memiliki kompetensi di bidang pengetahuan agama Islam.

Metode pengajian khusus itu setelah kiai atau ulama menyampaikan kajian kitab kuning kepada santri atau peserta didiknya. Pengkajian kitab kuning, antara lain ilmu fikih, akidah, tasawuf, ibadah, muamalah, dan tafsir Alquran. "Kami yakin pengkajian kitab kuning itu santri mampu membaca kitab gundul dengan benar juga memaknainya," kata Deden.

Muhammad Roni, seorang santri warga Bogor mengaku bahwa dirinya setiap bulan Ramadan mengikuti pengajian khusus kitab kuning di Ponpes Assayfiyah, Rangkasbitung. Pengkajian kitab kuning itu untuk menambah wawasan juga pengetahuan yang lebih mendalam khususnya di bidang ilmu fikih dan ibadah.
"Kami berharap pengajian kitab kuning selama Ramadan dapat meningkatkan keilmuan di bidang agama Islam," ujarnya.