Ketua DPR Imbau Kegaduhan Politik Selama Ramadan Dihentikan

Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri) saat berkunjung ke Redaksi Tempo, Palmerah, Jakarta, Rabu, 24 Oktober 2018. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri) saat berkunjung ke Redaksi Tempo, Palmerah, Jakarta, Rabu, 24 Oktober 2018. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo mengimbau kedua kubu kontestan politik menghentikan kegaduhan politik selama Ramadan. Bamsoet, sapaan Bambang, mengatakan bulan suci bagi umat Islam ini hendaknya menjadi momentum pemulihan hubungan baik antarkelompok yang selama ini berseberangan lantaran beda sentimen politik.

Baca: Ramadan, Bandara Soekarno-Hatta Siapkan Taman Halal

"Pemulihan hubungan baik itu hendaknya diawali dengan kesadaran bersama untuk berhenti menyemburkan ujaran kebencian, berhenti saling tuduh, berhenti saling ancam, dan tidak lagi membuat pernyataan provokatif," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis, Ahad, 5 Mei 2019.

Bamsoet mengatakan, pada periode ini semua kekuatan politik mesti peduli dan menghormati masyarakat yang sedang melaksanakan ibadah Ramadan. Dia menilai ruang publik hendaknya bersih dari segala sesuatu yang berpotensi menganggu atau merusak kesakralan Ramadan.

Ramadan 2019 berlangsung sekitar dua pekan pascapencoblosan Pemilihan Umum 2019. Menurut Bamsoet, sejauh ini sebagian masyarakat masih merasa tidak nyaman lantaran ruang publik terasa sangat bising. Kebisingan itu, kata dia, disemburkan oleh kedua kubu yang berkepentingan dengan hasil perhitungan suara pemilihan presiden oleh Komisi Pemilihan Umum. "Isu kecurangan terus dihembuskan kedua kubu," kata dia.

Bamsoet menilai kebisingan itu tak pelak memancing perhatian sebagian publik. Kendati ada yang bersikap biasa, tak sedikit juga yang terpancing emosi. Bamsoet berujar, perilaku emosional yang dipertontonkan membuat beberapa kalangan cemas atau khawatir.

Mantan Ketua Komisi Hukum DPR ini juga menyinggung soal isu people power. Masyarakat di akar rumput, ujarnya, sempat tergoda pula dengan wacana ini. Dia menyebut perbincangan perihal ini muncul karena perang pernyataan atau saling tuduh tentang kecurangan pemilu tak pernah reda.

"Para tokoh masyarakat sudah menggemakan imbauan agar saling tuduh itu tidak diteruskan. Namun imbauan itu seperti dianggap angin lalu saja," kata dia.

Baca: Bupati Bogor Pastikan Harga Sembako akan Stabil Selama Ramadan

Maka dari itu, kata Bamsoet, bulan Ramadan patut dijadikan momen bagi semua kekuatan politik untuk menahan diri. Dia juga mengimbau para elite membantu masyarakat di berbagai daerah untuk mewujudkan pemulihan hubungan baik antarkomunitas.

Bamsoet mengimbuhkan, tiap kubu tentu tak akan disalahkan jika terus gencar mengumpulkan bukti-bukti kecurangan pemilu. Namun dia mewanti-wanti agar setiap temuan disikapi dengan elegan, tanpa harus memancing atau mengoyak emosi publik.