Tradisi Bajong Banyu Warga Dusun Dawung Sambut Ramadan

Reporter

Ilustrasi air (pexels.com)
Ilustrasi air (pexels.com)

TEMPO.CO, Magelang - Masyarakat Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu, 1 Mei 2019, menggelar tradisi "Bajong Banyu" untuk menyambut bulan suci Ramadan 1440 H.

Baca juga: 8 Makanan Tradisional yang Dicari di Pontianak Saat Ramadan

Tradisi saling lempar air yang berlangsung di hamparan tanah lapang Dusun Dawung ini diikuti seluruh warga Dusun Dawung mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Prosesi diawali dengan pengambilan air oleh tokoh masyarakat dan perangkat desa setempat di Sendang Dawung yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi Bajong Banyu.

Air dari sendang tersebut dibawa dengan sejumlah kendi menuju lokasi prosesi "Bajong Dawung", kemudian air dituang ke dalam sebuah gentong.

Selanjutnya air dalam gentong tersebut digunakan untuk membasuh muka warga satu per satu air dituangkan dengan gayung oleh sesepuh dusun.

Usai membasuh muka, warga saling melempar air yang sudah disiapkan di dalam sejumlah kantong plastik.

Dalam rangkaian Bajong Banyu tersebut juga dipentaskan sejumlah kesenian tradisional.

Koordinator kegiatan Gepeng Nugroho mengatakan tradisi ini mengandung makna membersihkan diri sebelum menjalani ibadah puasa pada Ramadan nanti.

"Kegiatan ini wujud dari budaya di kampung kami menjelang bulan Ramadan kita adakan acara perang air Bajong Banyu, dengan prosesi yang sudah dilakukan sebelumnya mulai dari pengambilan air, kemudian saling membasuh muka masing-masing, kemudian diakhiri dengan saling melempar air antarwarga," katanya.

Ia mengatakan makna dari kegiatan ini adalah ketika masyarakat saling menyerang, saling membasahi dengan anggota masyarakat yang lain tetapi justru mereka bergembira.

"Mereka justru saling memberikan dorongan satu sama lain untuk berbasah-basahan," katanya.

Menurut dia, hal ini seharusnya menginspirasi dalam dinamika berinteraksi sosial dalam masyarakat. Persoalan di masyarakat itu pasti ada, tetapi ketika pikiran positif masyarakat dalam berinteraksi sosial maka menjadikan masyarakat bisa hidup rukun.

Seorang warga, Dawung Nuryanto, 27 tahun, merasa senang bisa mengikuti tradisi Bajong Banyu meskipun harus berbasah-basahan. "Kami selalu mengikuti tradisi saling lempar air ini untuk menyambut bulan Ramadan tahun ini," katanya.

ANTARA